Dukung Wisata Berbasis Ekologi, Musisi Underground dan Aktivis Lingkungan Bagikan Bibit Pohon Gratis Hingga Gelar UMKM Lokal
Caption foto: Komunitas Pegiat Ekologi, Ekonomi, Seni dan Sosial Berkelanjutam (KAPE ESBE) membagikan bibit kepada warga sekaligus edukasi konservasi hingga kegiatan pemberdayaan ekonomi lokal.
(Bantul DIY) Komunitas Pegiat Ekologi, Ekonomi, Seni, dan Sosial Berkelanjutan (KAPE-ESBE) Yogyakarta bekerja sama dengan komunitas seni dan pegiat lingkungan hidup di Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar kegiatan sosial, pemberdayaan ekonomi lokal, seni, dan lingkungan hidup hingga berbagi bibit pohon.
Event bertema “Hitam Semangatku, Putih Kejujuranku untuk Kelestarian Alam Yogyakarta Istimewa" itu digelar di Kompleks Pyramid, Jalan Parangtritis No. 5,5, Bangunharjo, Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Minggu, tanggal 10 September 2023 dari pukul 08.00 – 18.00 WIB.
Dalam rangkaian kegiatan dilakukan berbagai event yang mendukung pengembangan pariwisata, UMKM, kesenian, dan kelestarian alam di Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Menurut ketua panitia, Yogo Pratomo, rangkaian dari kegiatan tersebut mulai dari Talkshow Lingkungan Hidup, Gelar UMKM Yogyakarta Pembagian bibit tanaman kepada Masyarakat hingga Pentas Musik.
"Even ini digagas secara kolaborasi mulai Kelompok Tani Hutan Rakyat, Pegiat Lingkungan Hidup, Pegiat Seni Tradisional dan Modern, Pegiat Pendidikan Alternatif, Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta, Ekeskutif, Legislatif, UMKM hingga Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) hingga musisi underground," jelas Yogo.
Menurut Yogo, pengembangan pariwisata berbasis ekologi sejatinya juga mengelaborasi setiap aspek secara integratif dari hilir ke hulu. Pada even ini juga melibatkan anak anak muda yang aktif di kegiatan musik underground sebagai bentuk edukasi lingkungan bagi generasi muda.
Ia menambahkan Yogyakarta memiliki ragam “KEISTIMEWAAN”, antara lain adanya potensi pariwisata, seni budaya, keberagaman etnis, dan kelestarian alam. Beragam potensi tersebut dapat menjadi daya tarik wisata yang berbasis kelestarian alam, potensi ekonomi lokal (UMKM), dan keberagaman manusia dengan kemajemukan latar belakang suku, agama, dan ras,"jelasnya
Oleh karena itu, partisipasi dan kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak sangat membantu untuk berkambangnya suatu daya tarik wisata yang berbasis berbagai macam bentuk kesenian baik tradisional dan modern yang berkembang dengan baik di Yogyakarta.
Selain itu, ada potensi pariwisata berbasis kelestarian alam dan budaya di Yogyakarta yang tersebar dari lerengan Gunung Merapi yang berada di Kabupaten Sleman sampai dengan deretan pantai yang mempesona di Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Kulonprogo.
"Kemudian potensi pariwisata sejarah dan edukasi berkelas bersumber dari budaya adiluhung yang terletak di jantung Yogyakarta yaitu Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat beserta talian sumbu
filosofis yang mengesankan," ungkap Yogo.
Hadir dalam pembicara talkshow antara lain Nazir Foead (Pegiat LH, Kepala Badan Restorasi Gambut 2015 - 2019), Purnomo Widyo Nugroho (Lembaga Cagar Urip Samigaluh), Y. Sri Susilo (Dosen FEB UAJY, Pengurus ISEI Pusat, Anggota Kadin DIY, Ketua Pokdarwis Panembahan Gumregah Kraton Yogyakarta) serta Fajar Surya Pratomo (Moderator sekaligus Aktivis Lingkungan Hidup, Pendiri Yayasan Lansekap Nusantara Hijau, dan pengusaha).
Bagi komunitas KAPE ESBE ini bisa terwujudnya industri pariwisata yang kompetitif di Daerah Istimewa Yogyakarta yang berbasis pada kelestarian alam dan budaya Yogya Istimewa dengan merangkul dan melibatkan potensi kesenian baik tradisional dan modern, kekuatan ekonomi lokal (UMKM), dan konservasi lingkungan hidup yang berkelanjutan. (Raya Sanjiwani)
0 Comment