BPDP dan APMI Kolaborasi dalam BESTI 2025: Generasi Muda Sawit Menyusun Peta Tantangan Menuju Masa Depan Sawit Berkelanjutan

(Jakarta, 28 Oktober 2025) — Asosiasi Planters Muda Indonesia (APMI) bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) berkolaborasi menyelenggarakan kegiatan Bedah Peta Sawit Indonesia (BESTI) 2025 dengan tema “Membaca Arah, Mengurai Tantangan: Transformasi Sawit dalam Tiga Lensa.” Kegiatan yang digelar pada 27–28 Oktober 2025 di Jakarta ini menjadi langkah awal generasi muda sawit Indonesia dalam menyusun peta tantangan dan permasalahan utama sektor perkebunan kelapa sawit melalui tiga dimensi besar: transformasi teknologi, transformasi budaya, dan citra baik perkebunan sawit.
Kegiatan ini dihadirkan sebagai ruang kolaboratif yang mempertemukan pemerintah, pelaku industri, akademisi, petani, serta mahasiswa penerima beasiswa sawit. Dalam pelaksanaannya, BPDP berperan aktif sebagai mitra pendukung utama, memastikan keterlibatan generasi muda sawit dalam forum strategis yang berorientasi pada keberlanjutan dan penguatan kapasitas sumber daya manusia sawit Indonesia.
Ketua Umum APMI, Muhammad Nur Fadillah, menyampaikan bahwa BESTI 2025 merupakan manifestasi nyata dari semangat intelektual muda sawit untuk berpikir kritis dan membangun pemahaman yang komprehensif terhadap kondisi industri saat ini. “Melalui BESTI, APMI bersama BPDP ingin membaca arah dan mengurai tantangan sawit dari akar permasalahannya. Forum ini bukan sekadar ruang diskusi, melainkan fondasi awal menuju Konsolidasi Nasional APMI 2026, di mana solusi dan strategi jangka panjang akan dirumuskan secara kolektif,” ujar Fadillah.
Sementara itu, Ketua Dewan Penasehat APMI, Djono Albar Burhan, menilai bahwa kolaborasi BPDP dan APMI dalam BESTI merupakan langkah strategis untuk memperkuat posisi generasi muda dalam sistem kebijakan dan pengambilan keputusan di sektor sawit. “Generasi muda sawit tidak boleh sekadar menjadi penonton dalam perjalanan industri ini. Mereka harus menjadi pembaca peta yang mampu memahami arah, menimbang risiko, dan menyiapkan langkah. BESTI menjadi ruang belajar kolektif untuk mengasah daya kritis, inovasi, dan kepemimpinan anak muda sawit Indonesia,” tuturnya.
Dalam sambutannya, Helmi Muhansah, selaku Kepala Divisi Kerja Sama Kemasyarakatan dan UMKM BPDP, menegaskan pentingnya kegiatan seperti BESTI sebagai bagian dari strategi penguatan kapasitas SDM sawit nasional. “BPDP memandang BESTI sebagai gerakan pengetahuan dan refleksi strategis generasi muda sawit yang sangat penting. APMI berhasil menciptakan ruang partisipatif yang mempertemukan ide, data, dan pengalaman lintas generasi. Ini adalah investasi sosial jangka panjang dalam membangun SDM sawit yang adaptif, kreatif, dan berdaya saing global,” ujarnya.
Sebagai hasil kegiatan, BESTI 2025 menghasilkan Peta Masalah Komprehensif Perkebunan Sawit, yang merangkum berbagai isu strategis mulai dari kesenjangan adopsi teknologi, tantangan regenerasi SDM, hingga problem narasi publik sawit di media digital. Peta masalah ini akan dikembangkan menjadi Dokumen Ringkasan Hasil Diskusi dan Masalah Strategis yang akan menjadi bahan utama dalam Konsolidasi Nasional APMI 2026.

Melalui kolaborasi antara APMI dan BPDP, kegiatan BESTI 2025 menjadi bukti nyata bahwa transformasi sawit berkelanjutan tidak hanya bergantung pada teknologi dan kebijakan, tetapi juga pada keterlibatan aktif generasi muda sebagai pembaca arah dan penggerak masa depan industri sawit Indonesia. (Rsi)
0 Comment