post image

Konsorsium Nusantaram Eva Raksamahe - Trah Sultan HB II Ajukan Kerja Sama Dengan British Library, Fokus Kajian Akademik dan Scriptorium

  • Administrator
  • 18 Oct 2025
  • News

(​Yogyakarta) – Konsorsium Nusantaram Eva Raksamahe dan Yayasan Vasatii Socaning Lokika yang merupakan Trah Sri Sultan Hamengku Buwono II (HB II) mengajukan tiga usulan utama kepada British Library di London. Usulan ini merupakan bagian dari misi mereka untuk melestarikan dan mengkaji warisan manuskrip Jawa yang diambil pasca-peristiwa Geger Sepehi 1812. Inisiatif ini dirancang sebagai bentuk keterlibatan berkelanjutan dan kemitraan terhormat, bukan hanya sekadar permintaan pengembalian fisik. 

Perwakilan Konsorsium Nusantaram Eva Raksamahe, Stev. Agung Budyawan mengapresiasi langkah Yayasan Vasanti dan  Annabel T. Gallop yang telah berkomitmen "mengembalikan" 482 naskah- naskah digital Nusantara yang selama ini tersimpan di British Library. 

"Manuskrip- manuskrip tersebut perlu segera diidentifikasi, dan diklasifikasi dengan seksama. Selanjutnya dibaca, dialihaksarakan (transliterasi) dan dialihbahasakan agar bisa dipahami isinya. Komunitas-komunitas penggiat aksara siap terlibat dan membantu proses itu," jelas Agung.

British Library (Perpustakaan Inggris) mengonfirmasi bahwa mereka saat ini menyimpan sekitar 500 manuskrip dari Indonesia. Koleksi yang sangat berharga ini mencakup beragam bahasa dan aksara dari Nusantara.

Dari total 500 naskah tersebut, sekitar 250 manuskrip berbahasa Jawa dan Jawa Kuno. Manuskrip lainnya terdiri dari 120 naskah dalam bahasa Melayu, 30 naskah dalam bahasa Bali, 40 naskah dalam bahasa Bugis/Makassar, 40 naskah dalam bahasa Batak. 

"Manuskrip-manuskrip ini telah tercatat dan didokumentasikan secara lengkap dalam katalog yang diterbitkan oleh Ricklefs, Voorhoeve & Gallop," jelasnya.

​British Library menegaskan bahwa seluruh koleksi manuskrip tersebut terbuka dan dapat diakses untuk dikonsultasikan oleh para sarjana dan pengunjung di Ruang Baca British Library. Ketersediaan akses ini memungkinkan penelitian akademis berkelanjutan terhadap warisan intelektual dan sejarah Nusantara.

Sementara itu, saat ini ada sekitar 120 dan 75 naskah dari peristiwa Geger Sapehi telah dikembalikan dari total 7500 manuskrip yang kini masih ada di Inggris.

​Untuk itu, kata Agung, perlu kolaborasi dengan lembaga-lembaga negara dan pemerintahan (BRIN, Kementerian Kebudayaan, dll.) bersama Yayasan Vasiatti Socaning Lokika, komunitas budaya dan para penggiat aksara di masyarakat.  Ini berkait dengan penganggaran dan program alih aksara ini bisa berjalan dalam beberapa tahun ke depan dengan tenaga yang tidak sedikit. 

Diharapkan program program ini bisa memantik sedikit perhatian orang muda pada sejarah, budaya dan ilmu pengetahuan bangsa yang terekam dalam naskah-naskah itu. Ke depannya dibutuhkan riset-riset academik yang berkelanjutan. Syukur terbentuk semacam  "Scriptorium Center" yang mengkaji dan mengembangkan pengetahuan yang tersimpan dalam manuskrip - manuskrip Nusantara.

"Semoga negara semakin serius untuk "memulangkan" naskah aslinya dalam program repatriasi naskah² Nusantara dengan diplomasi dan menyiapkan infrastruktur yang dibutuhkan," pungkas Agung. 

Sementara itu, Ketua Yayasan Vasatii Socaning Lokika sekaligus Trah Sultan HB II, Fajar Bagoes Poetranto menyebutkan ketiga usulan yang diajukan yakni Inisiatif akademik kolaboratif jangka panjang.

Trah Sultan Hamengkubuwono II (Yayasan Vasatii Socaning Lokika) berharap dapat memulai kolaborasi ilmiah jangka panjang antara British Library dan perwakilan terpilih dari Trah Sultan Hamengkubuwono II (Yayasan Vasatii Socaning Lokika)

"Kerja sama ini akan fokus pada kajian dan interpretasi berkelanjutan terhadap manuskrip-manuskrip Jawa. Melibatkan pembacaan, penerjemahan, dan kontekstualisasi teks-teks kunci secara bersama-sama melibatkan ahli, sejarawan, dan pakar aksara tradisional Jawa.
​Tujuan dari inisiatif ini adalah untuk memastikan bahwa warisan intelektual dalam manuskrip dapat dipahami secara mendalam dengan melibatkan para ahli dari Indonesia," jelas FajarBagoes Poetranto saking 

Kemudian permintaan panduan teknis mengenai hak cipta dan akses. Sebagai bagian dari misi pendidikan dan budaya, Trah Sultan Hamengkubuwono II (Yayasan Vasatii Socaning Lokika) juga mencari panduan teknis dari British Library terkait kebijakan hak cipta dan reproduksi atas manuskrip yang sudah didigitalisasi.

"Meskipun kami menyadari bahwa akses penuh tersedia melalui Wikimedia Commons, kami berharap untuk mendiskusikan ketentuan yang sesuai di mana sebagian dari karya-karya ini dapat diterbitkan kembali dalam pengaturan pendidikan dan budaya di Indonesia, dengan pengakuan yang layak kepada British Library," ungkap Fajar Bagoes Poetranto.

Usulan ketiga adalah rencana untuk mendirikan Pusat Scriptorium & Arsip khusus di Yogyakarta. Tempat ini akan berfokus pada konservasi, interpretasi, dan pendidikan publik seputar warisan manuskrip Jawa.

"Trah Sultan Hamengkubuwono II (Yayasan Vasatii Socaning Lokika) berharap dapat menjalin kemitraan dengan British Library dalam upaya ini, baik dalam bentuk dukungan teknis, penasihat, maupun simbolis," jelas Fajar Bagoes Poetranto 

Usulan ini menunjukkan langkah maju dari keturunan Sultan HB II untuk tidak hanya menuntut pengembalian, tetapi juga aktif membangun kapasitas nasional dalam mengelola dan mengkaji warisan budaya mereka sendiri, dengan harapan mendapat dukungan dari lembaga internasional yang kini menyimpan manuskrip tersebut. (Ris) 

0 Comment