post image

Napak Tilas Perjuangan Brigade Mobile (Brimob), Sejarah Pertempuran Rewulu Hingga Kotabaru (Rute Supadi - I Dewa Nyoman Oka)

  • Administrator
  • 19 Aug 2023
  • News

Serah terima bendera merah putih dan lambang bendera PKBB (Paguyuban Keluarga Besar Brimob) dari KOMJEN POL (P) Drs Imam Sudjarwo, M.Si kepada KOMBES POL IMAM SUHADI, SiK pada Napak Tilas perjuangan Brigade Mobile

(Yogyakarta DIY)  Hari Kemerdekaan RI tidak bisa dilepaskan dari perjuangan para pendahulu, tak terkecuali Brigade Mobile atau Brimob yang dulu bernama Polisi Khusus (Tokubetsu Keisatsu Tai)  yang kemudian berganti nama Mobile Brigade atau Mobrig dan hingga sekarang menjadi Brimob atau Brigade Mobile.

Untuk mengenang kembali perjuangan para pahlawan kusuma bangsa dilakukan Napak Tilas oleh Paguyuban Keluarga Besar Brimob (PKBB) se Indonesia, melalui rute yang menjadi saksi perjuangan Brigade Mobile beserta rakyat Yogyakarta.

Napak Tilas Mobile Brigade (Mobrig) dilakukan untuk mengenang perjuangan anggota Brimob /anggota polisi istimewa pada pertempuran Kotabaru dan Rewulu dalam usahanya mempertahankan kemerdekaan negara Republik Indonesia. 

Napak tilas ini menempuh jarak 21 km sesuai dengan tanggal ulang tahun PKBB 21 Agustus 2023 dengan start Rewulu hingga Mako Batalyon A Pelopor Gondulung Kesatrian I dewa Nyoman Oka.

Rombongan terlebih dahulu melalui Jl.Supadi dan Jl I Dewa Nyoman Oka dimana jalan tersebut merupakan simbol Darma bakti polisi istimewa / Brimob dalam mempertahankan negara republik Indonesia.

Menelusuri jejak tokoh pejuang PI atau Polisi Istimewa yang turut serta berjuang mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia di Kota Baru Jogyakarta  salah satunya yakni Keibuho I Dewa Nyoman Oka.

Dari sejarah, kala itu pertempuran Kotabaru dan Rewulu terjadi ketika tidak ada kesepakatan perundingan antara Indonesia dengan Jepang. Ia pasukan Polisi Istimewa yang turut serta berjuang dalam pertempuran di Kota Baru Jogyakarta tanggal 7 Oktober 1945. I Dewa Nyoman Oka gugur dalam pertempuran tersebut dan jasadnya di makamkan di Taman Makan Pahlawan Kusuma Bangsa Jogyakarta pada tanggal 7 Oktober 1945 bersama 105 Pahlawan lainnya, letaknya di utara Makam Jenderal Besar Soedirman. Selain itu namanya juga diabadikan menjadi nama Jalan I Dewa Nyoman Oka sepanjang 1.000 meter di kawasan elit Kota Baru Jogyakarta. Selain itu pada tahun 1992 namanya diabadikan sebagai nama Kesatrian Kompi 5155 Brimob Satbrimob Polda Jateng sekarang menjdi Batalyon A Pelopor Satbrimob Polda DIY.

Sosok lainnya yakni, Jungsa Soepadi adalah Prajurit Pasukan Polisi Istimewa yang juga ikut berjuang dalam pertempuran di Kota Baru Jogyakarta pada tanggal 7 Oktober 1945. Jasadnya dimakamkan di Dusun Plalangan Desa Pendowohardjo Kabupaten Sleman atas permintaan Keluarganya. Nama Supadi juga diabadikan menjadi nama salah satu ruas jalan sepanjang 800 meter, Jalan Supadi berada kawasan elit di Kota Baru Jogyakarta.

Keibohu I Dewa Nyoman Oka dan Jungsa Soepadi namanya diabadikan bersama Pahlawan lainnya juga Masyarakat setempat di Monumen Brimob Desa Arogomulyo Kabupaten Bantul. Monumen tersebut diresmikan pada tanggal 14 Novambar 1970 oleh Kapolri ke 5 Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso.

Pada momentum Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945,  sekaligus HUT PKBB tahun ini mengangkat tema bersama PKBB "Tetap setia membangun soliditaritas untuk Indonesia maju". Untuk rangkaian kegiatan napak tilas ini juga digelar berbagai kegiatan sekaligus memeriahkan HUT RI ke 78.

 


'Sejarah Singkat Brimob'

Dikutip dari http://korbrimob.polri.go.id/page/sejarah-brimob, sepanjang perjalanannya, Brimob Polri andil dalam lembaran sejarah perjuangan bangsa, baik dalam merebut kemerdekaan maupun melawan pemberontak di masa-masa awal berdirinya Republik Indonesia.

Korps Brimob Polri yang merupakan cikal bakal organisasi bentukan Jepang  mengalami beberapa kali perubahan nama mulai dari Tokubetsu Kaisatsu Tai, Polisi Istimewa, Mobrig (Mobile Brigade) dan Brimob (Brigade Mobil) kala itu perannya mulai kelihatan ketika pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang.

Setelah sekitar dua bulan Jepang menduduki Indonesia, situasi perang Asia Timur Raya mulai berbalik. Keunggulan pasukan Jepang di berbagai front telah berbalik manjadi kekalahan. Hal ini terbukti bahwa armada Jepang di Laut Karang dapat dihancurkan oleh sekutu pada tanggal 7 Mei 1942 dan pada 7 Agustus 1942 pasukan sekutu berhasil menduduki kawasan Kepulauan Salomon di Samudera Pasifik.

Dikarenakan dua kekalahan yang berturut-turut serta keterbatasan personel  akhirnya Jepang memutuskan untuk mengubah strategi perangnya. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga bantu militer, Jepang secara intensif mulai Maret 1943 sampai Desember 1944, telah membentuk beberapa organisasi semimiliter dan militer contohnya seperti Seinendan (Barisan Pemuda) yang bertugas untuk membantu pemerintah militer Jepang dalam hal peningkatan produksi maupun pengamanan garis belakang.

Keibodan (Barisan Pemuda Pembantu Polisi), bertugas memelihara keamanan dan ketertiban daerah setempat. Heiho (Pembantu Prajurit ), bertugas untuk membantu tentara Jepang, baik di garis depan maupun belakang. 

Peta (Pembela Tanah Air), merupakan organisasi militer penuh yang dibentuk atas kehendak bangsa Indonesia. Karena pemerintah militer Jepang menghendaki bantuan militer sebanyak-banyaknya dari penduduk Indonesia.

Karena tuntutan dari dalam dan luar negeri terus menekan, pemerintah militer Jepang menginginkan adanya tenaga cadangan polisi yang dapat digerakkan dengan cepat dan memiliki mobilitas yang tinggi. Jika keadaan memerlukan, cadangan Polisi ini juga diharapkan dapat berperan sebagai tenaga tempur.

Keinginan pemerintah militer Jepang akhirnya terealisasi, Jepang berhasil membentuk satuan Polisi Khusus yang disebut Tokubetsu Keisatsu Tai (Raya Sanjiwani) 

0 Comment