Puluhan Penyintas Stroke Menggelar Event Dolan Menyang Solo Numpak Sepur
Caption foto: Para penyintas stroke.sedang menggunakan moda transportasi kereta api.
(Yogyakarta, DIY) - Kemandirian dan rehabilitasi mental menjadi kunci yang terus disosialisasikan para penyintas stroke dan caragivers di Yogyakarta, Solo dan sekitarnya. Salah satunya dengan menggelar kegiatan "Dolan Bareng Menyang Solo Numpak Sepur" atau melakukan perjalanan ke kota Solo dengan menggunakan angkutan umum Kereta Rel Listrik (KRL), Kamis (10/10/2024).
Menurut Ketua Panitia, R. Ign. Aris Kusdarunanto, puluhan penyintas stroke di Jogja dan sekitarnya, beserta caregivers menggelar event ini dalam rangka program Rehabilitasi Mental sekaligus memperingati Hari Stroke SeDunia.
"Para peserta datang dari seluruh DIY (kota Jogja, Slema, Kulonprogo dan Bantul) dan Solo, serta para pendamping, Tim medis dari RS. Bethesda, Fisioterapi serta perawat dari stroke center," jelas Aris.
Acara lintas komunitas yg didukung sepenuhnya oleh RS. Bethesda Yogyakarta yang menurunkan tim medisnya untuk mendampingi para penyintas, bahkan mengirimkan kepala rehabilitasi medik dan satu orang dokter spesialis saraf untuk memberikan motivasi di Stasiun Lempuyangan.
"Ya sampai saat ini, pada umumnya para penyintas stroke masih banyak sekali yang berkutat dengan dirinya sendiri merasa tidak mampu, merasa minder, merasa malu. Dilema penyintas stroke adalah caregivers yang karena saking sayang dan cintanya terlalu khawatir jika penyintas stroke melakukan hal-hal ataupun kegiatan yang dilakukan, beliau belum mampu begitu, beliau belum mampu begini,
nanti kalau begini bagaimana, nanti kalau begitu bagaimana," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa masyarakat bahkan keluarga terdekat kadang melupakan bahwa penyintas stroke sangat membutuhkan kemandirian dan Rehabilitasi Mental.
"Nah tentu kita harus membuat diri kita kuat fisik dan mental dulu, kita harus bisa menerima kondisi kita saat ini, terlebih dahulu menyadari kondisi kita ini sepenuhnya sampai bisa mensyukuri
kondisi kita ini apapun keadaannya, kondisi bisa menerima inilah yang akan memunculkan harapan hidup, kita akan lebih bersemangat," ungkap Aris.
Dilatarbelakangi kondisi diatas itulah, para penyintas menginisiasi kegiatan-kegiatan yang membuat kami menjadi lebih kuat baik secara fisik maupun mental, beradaptasi dengan kondisi new normal, berbaur dengan aktifitas saudara-saudara lain yang sehat dan ternyata kami bisa
melakukannya.
Sementara salah satu peserta,.Eko mengaku sangat terkesan dan salut dengan semangat teman teman penyintas. Tidak hanya menggunakan moda.kereta api, kegiatan Rehabilitasi Mental ini meliputi Dolan Barèng Mènyang Solo Numpak Sèpur, Dolan Barèng Mènyang Magelang Numpak Bis Umum dan Dolan Barèng Mènyang Semarang Numpak Bis Umum.
"Kendala tetap kami hadapi, tetapi hal-hal tersebut ternyata justru membuat kami lebih cerdas untuk bisa mengatasinya, sampai kami pada satu titik kesimpulan bahwa kekhawatiran kami selama ini hanya ada dipikiran kami," jelas Eko
Eko menilai pilihan waktu pelaksanaan pada hari kerja merupakan momen yang tepat, dengan pertimbangan tdak semua penyintas stroke pada kondisi fisik yang sama, sehingga jika pilihan waktu pelaksanaan dihari libur, karena angkutan umum KRL dalam puncak kapasitas penumpang.
"Sehingga hal tersebut justru menyulitkan bagi kita (penyintas stroke dan caregivers), sehingga tujuan utama kegiatan ini tidak tercapai. Oleh karena itulah kami ingin menularkan pengalaman kami ini kepada para penyintas stroke dan caregivers, dengan mengajak mereka terlibat secara aktif dalam kegiatan yang kami inisiasi ini, agar jangan pernah takut jika belum mencoba. Istilahnya kata mengko gék, mengko gék ... (nanti jangan-jangan..)," pungkas Eko. (Raya Sanjiwani)
0 Comment