ULASAN STRATEGIS: KOLABORASI LINTAS GENERASI WAJIB JADI SALAH SATU KEBIJAKAN UTAMA MENYONGSONG INDONESIA EMAS 2045
(JAKARTA) – Sebuah ulasan strategis yang kuat muncul, menegaskan bahwa keselarasan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bingkai kerja sama multi-generasi bukan lagi sekadar harapan, melainkan prasyarat mutlak yang harus segera didorong menjadi kebijakan pemerintah untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Alumnus PPNK Lemhannas RI Angkatan 221, Wicaksono Noto Bawono, atau biasa disapa Dimas, menyebutkan secara analisis, momentum Bonus Demografi yang dimiliki Indonesia saat ini berpotensi menjadi bencana demografi apabila perbedaan nilai, kesenjangan digital, dan kurangnya sinergi antar generasi (Baby Boomers, Gen X, Milenial, Gen Z) tidak dikelola dengan tepat.
Ia menyerukan pemerintah harus segera menyusun Regulasi Inklusif yang Pro-Multi Generasi, dengan Penekanan karakter yang berfokus beberapa aspek yakni regulasi inklusif pro multi generasi, jembatan digital dan nilai, hingga ancaman bencana demografi.
"Regulasi yang Pro-Multi Generasi diperlukan adanya penyesuaian regulasi (seperti UU Kepemudaan atau Perpres) untuk memperkuat ruang partisipasi strategis dan memastikan keterlibatan aktif semua kelompok usia, di mana generasi senior memberikan kebijakan dan wawasan dan yang muda menjadi pelaksana utama," jelasnya.
Selain itu, kata Dimas, Jembatan Digital dan Nilai dimana pemerintah wajib menggalakkan program yang menjadikan teknologi sebagai jembatan komunikasi, sekaligus menanamkan kembali nilai kebangsaan dan keselarasan agar perbedaan budaya kerja tidak menimbulkan polarisasi, melainkan menjadi kekuatan yang saling melengkapi.
Sedangkan Ancaman Bencana Demografi dilihat secara analisis memperingatkan dengan tegas, jika keselarasan diabaikan, jumlah penduduk usia produktif yang besar (Bonus Demografi) akan rawan berubah menjadi beban karena kurangnya kualitas, keterampilan, dan moral yang memadai, membuat Indonesia kehilangan daya saing.
Kesimpulannya, jelas Dimas, perpaduan kearifan senior dan kreativitas generasi muda harus diwujudkan melalui tindakan kebijakan yang konkret untuk melahirkan SDM unggul, adaptif, dan berdaya saing global, sesuai dengan filosofi:
"Ingkang sepuh disowani, ingkang ageng mandhegani, ingkang enem hanglakoni"
"Yang senior dimintai nasehat, yang dewasa membersamai, yang muda didepan menjalani," pungkasnya. (Rsi)
0 Comment