British Library Beri Akses Manuskrip Jawa Peninggalan Sultan HB II
(Yogyakarta, DIY) - Upaya pengembalian aset manuskrip milik Sultan Hamengku Buwono II yang dirampas Inggris pada peristiwa Geger Sapehi 1812 mulai menemukan titik terang.
Ketua Yayasan Vasatii Socaning Lokika sekaligus Trah Sultan HB II, Fajar Bagoes Poetranto mengungkapkan pihaknya menerima surat resmi dari Annabel Gallop, Kepala Seksi Asia Tenggara British Library. Surat tersebut menyebutkan jika pihaknyamendapat akses terbuka metadata dari seluruh 482 manuskrip Indonesia dan Melayu yang tersimpan di British Library termasuk manuskrip Jawa.
Dalam tanggapannya, Gallop menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan balasan, yang dikarenakan upaya untuk melampirkan informasi tambahan yang signifikan.
"Hari ini, kami akhirnya dapat menyediakan, melalui Akses Terbuka (Open Access), metadata (deskripsi katalog) dari seluruh 482 manuskrip Indonesia dan Melayu yang tersimpan di British Library, termasuk seluruh manuskrip Jawa," ujar Gallop.
Data yang dapat dilihat oleh Yayasan Vasatii Socaning Lokika, antara lain:.75 manuskrip Jawa yang berasal dari Yogyakarta pasca serangan ke Kraton pada tahun 1812, 120 manuskrip kertas dan sekitar 50 manuskrip daun lontar Jawa lainnya, termasuk yang juga berasal dari Yogyakarta dan Pura Pakualaman.
Gallop berharap materi yang diberikan dapat memberikan manfaat dan menjadi masukan berharga dalam merumuskan rencana Yayasan Vasatii Socaning Lokika untuk arah penelitian dan kolaborasi ke depan.
Fajar Bagoes Poetranto juga menyampaikan Yayasan Vasatii Socaning Lokika secara resmi juga telah menyampaikan undangan kepada seorang pakar dunia untuk mengunjungi Indonesia, dengan pilihan lokasi di Yogyakarta atau Jakarta.
Undangan ini bertujuan untuk berdialog Private-to-Private (P2P) mengenai pelestarian dan studi manuskrip Jawa yang tak ternilai harganya.
"Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari korespondensi sebelumnya dan pembagian metadata terkait manuskrip Jawa yang telah dilakukan oleh pakar yang diundang," ungkap Fajar.
Yayasan Vasatii Socaning Lokika yang sejak awal berjuang untuk mendapatkan gelar pahlwan nasional untuk Sultan HB II, saat ini juga tengah menjalankan beberapa inisiatif jangka panjang yang signifikan, antara lain: Transliterasi dan studi terhadap lebih dari 7.500 manuskrip yang belum diterjemahkan, termasuk naskah-naskah sakral seperti Serat Suryorojo dan Serat Nyogyakarta, kemudian pendirian Pusat Penelitian Budaya dan Manuskrip yang didedikasikan untuk peradaban Jawa pra-kolonial, serta penyusunan proposal kolaborasi dengan British Library untuk menjajaki kerangka akses yang etis, pengayaan metadata, serta infrastruktur digital yang aman untuk teksteks warisan.
Yayasan Vasatii Socaning Lokika sedang mempersiapkan pertemuan meja bundar dengan sejumlah pihak terpilih—termasuk para akademisi, filolog, arsiparis, dan pemangku kepentingan budaya.
"Pertemuan tersebut akan berfokus pada pembahasan modalitas kemitraan dengan institusi-institusi di Inggris, mencakup isu-isu terkait akses digital, interpretasi bersama, dan perlindungan integritas intelektual naskah," jelas Fajarbagoes poetranto. (rsi)
0 Comment