post image

Cegah DBD, DIY Gandeng Enesis Luncurkan Program Bebas Nyamuk

(Sleman, DIY)– Pemerintah Daerah DIY melalui Dinas Kesehatan DIY dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Kalurahan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DPMKKPS) DIY berkolaborasi bersama Enesis Group meluncurkan Program Bebas Nyamuk, Keluarga Sehat dan Bebas Demam Berdarah Dengue (DBD). Kick off peluncuran program tersebut dilakukan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang mengungkapkan bahwa program yang menggabungkan pelatihan kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik), pemberdayaan masyarakat, dan edukasi preventif penyakit DBD ini bukan hanya penting, tetapi mutlak.

Kick off peluncuran Program Bebas Nyamuk Keluarga Sehat dan Bebas DBD ini berlangsung pada Senin (19/05) di Royal Ambarrukmo Hotel. Hadir dalam kesempatan tersebut, Sekda DIY Beny Suharsono, CEO Enesis Group, Aryo Widiwardhono, Kepala Dinas Kesehatan DIY,  Pembajun Setyaningastutie, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota se-DIY, Nayantaka, unsur TP PPK DIY dan kabupaten/kota, serta para kader kesehatan.

Dikatakan Sri Sultan dalam sambutannya, DIY termasuk daerah yang masih menghadapi tantangan serius dalam pengendalian penyakit yang ditularkan oleh nyamuk khususnya DBD. Iklim tropis yang lembap dan hangat, menjadi ladang subur bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.

Selain itu, perubahan iklim global juga semakin memperumit dinamika penyakit DBD, dengan peningkatan curah hujan dan suhu yang memperluas wilayah penyebaran vektor. Namun, lebih dari tantangan lingkungan, Sri Sultan menyebutkan, tantangan terbesar sesungguhnya adalah pada aspek sosial dan perilaku, yang mana edukasi kesehatan menjadi kunci.

“Studi menunjukkan bahwa ketika masyarakat mendapat informasi yang memadai, perilaku pencegahan meningkat signifikan. Dengan demikian, program seperti ini, yang menggabungkan pelatihan kader jumantik, pemberdayaan masyarakat, dan edukasi preventif, bukan hanya penting, tetapi mutlak. Keterlibatan aktif masyarakat, khususnya para kader jumantik, menjadi ujung tombak dalam mengelola lingkungan rumah dan sekitarnya agar bebas dari jentik dan nyamuk penyebab penyakit,” ungkap Sri Sultan.

Sri Sultan menuturkan, Program Bebas Nyamuk, Keluarga Sehat dan Bebas DBD ini membawa semangat kolaboratif, tidak hanya antar sektor pemerintahan dan swasta. Integrated Vector Management, yaitu kombinasi metode tradisional dan inovatif, jelas dibutuhkan dengan disesuaikan konteks lokal. Contoh implementasinya, yakni pendekatan berbasis komunitas dan pengelolaan sumber larva harus disesuaikan dengan tantangan geografis dan budaya setempat.

“Implementasi di DIY, upaya pencegahan penyakit dilakukan dengan pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), menciptakan lingkungan yang sehat, serta mengedukasi dan meningkatkan literasi kesehatan masyarakat,” kata Sri Sultan.

Terkhusus Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), upaya-upaya telah dilaksanakan oleh masyarakat dengan penguatan kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik); Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik; dan melalui Gerakan 3M Plus (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas, serta Melindungi tubuh dari gigitan nyamuk dengan penggunaan lotion anti nyamuk). Upaya tersebut diharapkan tidak hanya mengatasi masalah DBD, tetapi juga Chikungunya, Filariasis/penyakit kaki gajah, dan juga penyakit Malaria.

“Saya mewakili pemerintah dan masyarakat DIY, mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Enesis Group, yang telah turut mendukung program kesehatan dan pemberdayaan masyarakat kalurahan, khususnya Kader Jumantik, dan hibah alat oksigen konsentrator ke beberapa kalurahan di DIY,” ujar Sri Sultan.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie menuturkan, tahun 2024 menunjukkan bahwa kasus DBD di kab/kota DIY meningkat cukup tajam dengan incident rate 107 atau 1.067 kasus dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan per Maret 2025, tercatat terdapat 1.135 kasus DBD di DIY dengan tingkat kematian sekitar 0,1 persen. Meski terbilang rendah, angka tersebut tetap menjadi peringatan serius.

“Nyamuk memang harus diberantas, tapi yang paling penting adalah perilaku bersih dan sehat. Penyakit DBD seperti kita ketahui dapat dicegah dengan peningkatan daya tahan tubuh, pemberantasan sarang nyamuk, dan melindungi tubuh dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti dengan salah satu cara, yaitu menggunakan lotion anti nyamuk,” kata Pembajun.

Program Bebas Nyamuk, Keluarga Sehat dan Bebas DBD ini pun dilaksanakan melalui Dinas Kesehatan dan DPMKKPS baik tingkat DIY maupun kab/kota dengan menggandeng Enesis Group, sektor swasta produsen produk-produk kesehatan terkenal, seperti Soffell. Program ini melibatkan 27 kelurahan di wilayah Kota Yogyakarta, Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Sleman.

Secara khusus Program Bebas Nyamuk, Keluarga Sehat dan Bebas DBD yang merupakan CSR dari Enesis Group ini digalakkan sebagai pencegahan dan pengendalian penyakit DBD dengan program edukasi pencegahan DBD melalui gerakan 3M Plus & G1R1J yang menyasar langsung masyarakat di wilayah kelurahan dan keluarga. Kegiatan yang dilakukan berupa Pelatihan Kader Jumantik, Sosialisasi 3M Plus dengan memeriksa kegiatan PSN 3M yang dilakukan di rumah warga, melakukan pre-test apakah warga sudah melakukan kegiatan PSN 3M Plus, edukasi Plus dan pemberian pamflet edukasi 3M Plus & G1R1J serta free sampling repellent.

“Enesis group dengan produknya Soffel itu adalah salah satu alat untuk mendukung tadi. Kalau hidupnya, perilakunya sudah bersih, sudah baik, nah ditambah dukungan alat, ditambah dukungan suatu lotion itu, itu saya pikir itu sudah satu hal yang luar biasa,” ucap Pembajun.

Dalam kesempatan tersebut, Sri Sultan pun secara langsung menguji ketahanan lotion Soffell dalam menghalau gigitan nyamuk. Terbukti, ketika tangan Sri Sultan yang telah diolesi Soffell dimasukkan ke dalam sarang nyamuk, tidak terdapat satu nyamuk pun yang hinggap menggigit.

Sementara itu, CEO Enesis Group Aryo Widiwardhono mengutarakan, melalui program CSR yang dilakukan, pihaknnya tidak hanya ingin melindungi tapi juga mengedukasi masyarakat terkait penyakit DBD. “Melalui program ini, insyaallah Enesis Group menggandeng Dinas Kesehatan DIY, Puskesmas, Kader Jumantik, menjangkau lebih dari 50.000 warga dan mengedukasi mereka mengenai pentingnya gerakan PSN 3M Plus yang akan berlangsung dari 20 Mei hingga 24 Juni 2025 di Kemantren Umbulharjo Kota Yogyakarta, Kapanewon Prambanan Kabupaten Sleman dan Kapanewon Wonosari Kabupaten Gunungkidul,” terang Aryo.

Edukasi tersebut akan dilakukan dari rumah ke rumah oleh kader-kader Jumantik. Mereka akan mengecek keberadaan jentik nyamuk, memberikan pemahaman langsung, serta membagikan materi edukasi mengenai 3M Plus dan mengoles produk Soffell.

“Simulasi telah kami lakukan sebelumnya menunjukkan angka bebas jentik (ABJ) dari 95% menjadi 99% dengan penurunan rumah positif jentik 80%. Indikator bahwa metode ini sangat-sangat efektif untuk mencegah demam berdarah di lingkungan kita,” papar Aryo. (Raya Sanjiwani) 

0 Comment