Kulon Progo Pastikan Stok Bahan Pokok Aman dan Harga Stabil
(Yogyakarta, DIY) - Hampir semua pasokan bahan pokok di Kulon Progo terbilang aman dengan harga cenderung stabil jelang Natal dan Tahun Baru 2025. Untuk komoditas bawang merah atau bamer, mengalami sedikit peningkatan harga, namun pasokan terbilang cukup aman pula.
Dipimpin oleh Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam (APSDA) Setda DIY, Yuna Pancawati, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY melakukan pantuan lapangan di sejumlah tempat di Kulon Progo. Pantuan dilakukan untuk memastikan stok komoditas bahan pokok serta harga, tetap terkendali. Jelang perayaan HBKN Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, TPID DIY memang dipastikan untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap ketersediaan pasokan bahan pokok.
“Stok terutama beras, sudah sangat cukup dan aman pada Natal dan Tahun Baru nanti,” kata Yuna pada Rabu (04/12) di Pasar Wates, Kulon Progo.
Yuna menjabarkan, dari hasil pantauan di Pasar Wates menunjukan bahwa stok beras cukup aman, dengan harga yang cenderung stabil. Beras Medium dijual dengan harga Rp. 11.800,00. Sedang beras SBHP seharga Rp 12.000,00 dan beras premium di harga Rp 15.000,00. Untuk harga cabai keriting, Yuna mengatakan ada pada kisaran harga Rp 15.000,00. Cabe rawit ada di antara Rp 20.000,00 - Rp 25.000,00. Pun bawang putih, harga stabil di Rp 40.000,00/kg. Telur tetap di harga Rp 25.000,00-Rp 26.000,00. Ayam tetap pada harga Rp 35.000, dan ikan juga tidak mengalami perubahan harga, begitu pula dengan daging sapi.
Kenaikan terjadi pada komoditas bawang merah. Kenaikan dari harga sebelumnya yaitu antara Rp30.000,00 - Rp 35.000,00, lalu sekarang di harga Rp 40.000,00 - Rp 42.000,00. Hal ini menurut Yuna salah satunya dipengaruhi karena musim panen sudah berlalu. Namun, Yuna menyebut, hal ini menjadi perhatian, agar tidak terjadi kelangkaan.
“Bawang merah menjadi perhatian karena kenaikannya cukup lumayan. Tapi ada pasokan bawang merah yang didatangkan dari Bima. Ini diharapkan bisa ada kerjasama antar daerah dengan Kabupaten Kulon Progo dengan Bima itu akan lebih intensif lagi inisiasinya. Karena Bima memang merupakan daerah produksi bawang merah,” jelas Yuna.
Yuna mengatakan, saat ini daya beli masyarakat memang sedikit menurun. Kondisi Kulon Progo kurang lebih sama dengan Gunungkidul, yang kemarin juga sempat ia kunjungi. Meskipun memang, penurunan ini tidak drastis, dan masih dalam tahap normal.
“Kita upayakan bagaimana bisa meningkatkan daya beli masyarakat kepada pedagang-pedagang ini, dengan harga-harga yang memang sebenarnya ada kenaikan, namun tidak tinggi. Insya Allah untuk daya beli akhir tahun naik lagi karena ada Natal dan tahun baru, ada liburan panjang juga. Mudah-mudahan daya beli lebih meningkat,” harap Yuna.
Kunjungan kedua dilanjutkan pada Gapoktan Beras Ngesti Raharjo, Ngestiharjo, Wates. Sebanyak 30 ton gabah tersedia di Gapoktan tersebut. Jumlah ini masih akan bertambah pada dua hari ke depan, dimana Gapoktan ini akan memanen 7 hektar sawah yang ditanami padi. Bisa dipastikan, stok beras akan sangat melimpah. Tidak hanya sampai tahun baru, tetapi bahkan sampai Bulan Februari 2025 mendatang.
Gapoktan ini juga sudah menerapkan teknologi canggih yang mampu mengeringkan gabah tanpa tergantung pada musim dan cuaca. Pengeringan gabah dilakukan dengan mesin otomatis di dalam ruangan, dengan kurun waktu kurang dari 24 jam sebanyak 8 ton. Kadar air pun lebih sedikit, yaitu hanya 12% saja, dari standar Bulog yang 14 %.
Gapoktan tersebut juga sudah memiliki Rice Milling Unit (RMU) atau penggiling padi, adalah mesin pertanian yang berfungsi untuk mengupas kulit gabah menjadi beras. Hal ini sangat efektif dan efisien untuk menyediakan pasokan beras.
“Gapoktan beras Ngestiharjo minggu ini tersedia 100 ton gabah dan ini mencukupi sampai dengan Februari. Di sana juga sangat bagus sekali karena ada RMO yang baru sehingga hilirisasi pangan ini bisa terorganisir dengan baik,” jelas Yuna.
Selain 2 tempat tersebut, Yuna dan rombongan juga mengunjungi Pangkalan LPG Uni Suswantoro di Temon. LPG 3 kg tersedia cukup banyak dengan dengan harga Rp15.500. “Alhamdulillah semua masih aman, harga tetap terkendali. mudah-mudahan lancar. Penjualan juga tetap sesuai dengan prosedur,” tutup Yuna. (Raya Sanjiwani)
0 Comment