post image

Lukisan Betara Gana, Karya Seniman Yogyakarta Bakal Dipamerkan di Festival Mersaille Perancis

  • Administrator
  • 25 Jul 2024
  • Culture


(Yogyakarta, DIY) Seorang seniman asal Yogyakarta, bernama Ki Iskandar Harjodimulyo akan menggelar pameran wayang uwuh dimana salah satunya adalah lukisan tokoh wayang Batara Gana di ajang Festival Mersalille Perancis pada bulan September mendatang.

Menurut Iskandar, salah satu yang akan dipamerkan yakni Lukisan Wayang Betara Gana dibuat dengan tinggi 4,3 meter dan lebar 3 meter. Lukisan ini memilih konsep dimana untuk melihat karya seni bukan hanya di Galery, museum namun bisa di tanah lapang atau pantai.

"Lukisan Betara Gana dalam bentuk karya layangan ini akan dipamerkan di festival Mersaille Perancis September mendatang," jelas Iskandar.

Lukisan Betara Gana, menurut Iskandar adalah lukisan mengenai sosok dan kisah Betara Gana yang merupakan ahli ilmu pengetahuan.

"Dalam kisah pewayangan, Dewi Umayi istri Batara Guru berubah menjadi sosok Betari Durga, hingga membuat Batara Guru menikahi Dewi Parwati. Dari pernikahan ini lahir Batara Gana atau Sang Hyang Ganesha," jelas Iskandar.

Dalam lakon ini, ketika Kahyangan di serang oleh pasukan raksasa dengan Rajanya Prabu Nilaudraka dari negara Gluguginantar yang menginginkan 7 Bidadari ke Batara Guru sang Penguasa Kahyangan. Tetapi permintaan ini ditolak. Dan pecah perang besar. Kahyangan bisa diporak-pondakan oleh pasukan raksasa. Dewi Parwati yg sedang hamil tua melihatnya. Pada hal Dewi Parwati sedang hamil tua, sehingga ikut mengungsi bersama para bidadari. Dalam pelarian pengungsian ini karena takutnya Dewi Parwati sempat terjatuh, kandungan terbentur hingga melahirkan bayi dewa. Namun bermuka seperti raksasa dengan kepala Gajah.

"Bayi tersebut oleh Batara Guru dirawat dengan Air Gege (air sakti) dan ajaib bayi tersebut cepat tumbuh besar dan diangkat sebagai  Senopati perang menghadapi Prabu  Nilaudraka. Prabu Nilaudraka pun bisa dibinasakan oleh Betara Gana. Kahyangan kembali di bangun dan kehidupan Kahyangan jadi tentram," lanjut Iskandar.

Lukisan Betara Gana sendiri dibuat agar generasi muda lebih mencintai budaya wayang. Iskandar menambahkan, cerita wayang juga merupakan bayang-bayangan kita. Dari sosok Batara Gana bisa diambil pelajaran bahwa seseorang yang sedang hamil dihindarkan untuk melihat kekerasan antar manusia, bahkan tindak kekerasan terhadap hewanpun harus dihindarkan.


"Dalam kehidupan juga ada pamali bagi suami untuk menyiksa hewan. Karena secara pskologis akan mempengaruhi jabang bayi yang ada dalam kandungannya. Bahkan diusia kandungan yang tua sampai terjatuh. Akan menimbulkan cacat..Hal itu terbukti dari kisah lahirnya Betara Gana, yang mukanya berubah seperti raksasa dan berbentuk menyerupai Gajah," jelas Iskandar.


Tetapi Batara Guru mempunyai tata cara pengobatan dengan air sakti yang membuat bayi Gana tambah sehat dan besar, bahkan cerdas serta pandai. Dalam perang bukan hanya dibutuhkan peralatan yang canggih saja. Tetapi juga dibutuhkan strategi yang cerdik. Karena peralatan perang modern itu adalah hasil dari pengetahuan yang terus di kembangkan maka agar bisa unggul perlu kecerdikan serta berpengetahuan luas.

Maka di akhir pertunjukan wayang kulit di tengah Jejer para nayeko Projo ada pertunjukan tarian golek. Yang intinya mengajak para penonton untuk memilih suri tauladan cerita cerita yang baik.

"Hal inilah yg dilakukan Betara Gana dalam melawan pasukan raksasa Prabu Nilaudraka. Itu inti cerita kisah dalam lakon Betara Gana lahir. Yang jelek tinggalkan. Tetapi kalau mengambil atau tetap selalu mengumbar angkara murka (dikuasai nafsu) ya resiko tanggung sendiri di akhirat. Kisah ini juga melambangkan bisa menjadi cerita yang baik untuk tuntunan hidup," pungkas Iskandar. (Raya Sanjiwani) 

0 Comment