post image

Penampakan Merapi Fullmoon Eruption Terekam CCTV BPPTKG Yogyakarta

  • Administrator
  • 01 Aug 2024
  • News

Caption foto: Bulan purnama muncul diatas Gunung Merapi.

(Yogyakarta, DIY) -  Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta, kembali menunjukkkan luncuran Guguran Lava maupun kegempaan yang cukup tinggi. Baru - baru ini muncul fenomena alam yang indah di saat kondisi erupsi Merapi yakni munculnya bulan purnama yang cantik atau Merapi Fullmoon Eruption yang terekam kamera CCTV BPPTKG Yogyakarta yang dipasang di Stasiun Kamera Jurangjero, Magelang Jawa Tengah.

Video penampakan bulan purama di atas Gunung Merapi yang tengah erupsi tersebut terekam pada 26 Juli 2024 lalu. Visual bulan penuh yang indah itu berlangsung berbarengan saat Gunung Merapi meluncurkan aktivitas erupsinya.

Fenomena Merapi Fullmoon Erruption ini pun menarik untuk dinikmati dan telah diunggah di media sosial youtube dan IG milik BPPTKG Yogyakarta.

Sementara itu, menurut Kepala Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi atau BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso, aktivitas Merapi saat ini masih ditetapkan pada Level III atau Siaga. "Masyarakat dihimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang sudah direkomendasikan," jelasnya.

Dari pengamatan sejak pukul 06.00 - 12:00 WIB, cuaca Gunung Merapi (2968 mdpl) terpantqu mendung. Angin bertiup lemah ke arah utara, timur, dan barat. Suhu udara 19.6-30 °C, kelembaban udara 55-98.8 %, dan tekanan udara 839.2-951.6 mmHg.

Secara visual, Gunung Merapi tampak kabut 0-III. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50 m di atas puncak kawah.

Dari data seiamogram terekam kegempaan Guguran 35 kali serta teramati 3 kali Guguran Lava ke arah barat daya ( Kali Bebeng ) dengan jarak luncur maksimum 1,6 kilometer .

BPPTKG Yogyakarta merekomendasikan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya," jelas Agus Budi.

Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi..Masyarakat juga dihimbau agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi. 

 

"Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," pungkas Agus Budi. (Raya Sanjiwani)  

 

0 Comment