SMKN 2 Pengasih Sentil Realita Tentang Diskriminasi dan Penghakiman Sepihak Lewat Teater 'Aku Ora Mateni Sopo-sopo'
(KULONPROGO, DIY).- Keprihatinan mendalam terhadap maraknya kasus diskriminasi dan penghakiman sepihak yang terjadi di tengah masyarakat mendorong siswa-siswi SMKN 2 Pengasih untuk menuangkan kegelisahan mereka ke dalam sebuah pementasan teater. Bertajuk 'Aku Ora Mateni Sopo-sopo' drama berbahasa Jawa ini dipentaskan dengan penuh penghayatan di Aula Graha Bima SMKN 2 Pengasih, Sabtu (17/5) malam berhasil menyentuh nurani para penonton mengenai isu-isu krusial tersebut.
Drama 'Aku Ora Mateni Sopo-sopo' menjadi ironi yang sangat mendalam dalam konteks cerita yang disajikan. Berlatar tempat di Kulon Progo, drama ini mengangkat cerita soal penemuan bayi segar yang meninggal dunia di pinggir Umbul Clereng. Warga menunding bahwa pembunuh dari bayi tersebut adalah Sum, yang tidak lain dan tidak bukan merupakan ibu dari si bayi tersebut yang notabene seorang perempuan gila.
Namun tuduhan itu dibantah oleh Mbah Darmi yang membantu kelahiran sang bayi tersebut. Meski begitu, kegaduhan dari warga tidak dapat dibendung, bahkan kekacauan ini merembet ke berbagai persoalan, seperti catatan buruk keluarga Sum, gosip asmara Lurah dengan Sum, dan tudingan terhadap Carik, dan bahkan soal mistik. Sehingga Sum yang merupakan ibu dari sang bayi malah mendapat diskriminasi dan perlakuan yang tidak benar dari masyarakat.
Pimpinan Produksi Pementasan Aku Ora Mateni Sopo-sopo, Aditya Alfiansiah menjelaskan pementasan kali ini merupakan sebuah kepedulian para siswa dan siswi SMKN 2 Pengasih terhadap sesama. Harapannya melalui pementasan ini para masyarakat bisa lebih adil dan beradab.
"Kami ini pementasan kami ini menjadi pengingat yang kuat akan bahaya laten diskriminasi dan penghakiman sepihak dalam masyarakat," cetusnya, Minggu (18/5).
Kepala sekolah SMKN 2 Pengasih Sumarno mengaku sangat bangga dengan hasil karya dari para siswa-siswinya. Sebab menurutnya pihak sekolah sudah sangat memahami dan menyadari bahwa para siswa ataupun siswi mempunyai potensi yang dapat dikembangkan.
"Pementasan ini merupakan agenda tahunan sekolah kami, dan kali ini saya lihat semakin baik," katanya.
Ke depan Sumarno sendiri sangat berharap agar kegiatan ekstrakurikuler teater ini menjadi sebuah alternatif bagi para siswa dan sisinya untuk melanjutkan hidup di masa depan. "Bisa saja, besok kami akan lihat aktor kondang alumni sini, atau pekerja seni bagian lain," tegasnya.
Sementara, Supervisior pentas teater Aku Ora Mateni Sopo-sopo Arif Budiman juga sangat berharap agar para siswa dan siswi SMKN 2 Pengasih dapat memetik pelajaran dari pementasan teater kali ini. Selain itu, pria asal Lamongan ini juga ingin supaya pementasan ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk berani menyuarakan kebenaran dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.
"Bagi saya, kesenian adalah ruang pendidikan yang paling kondusif," ujarnya. (Raya Sanjiwani)
0 Comment