Warga Rejowinangun Kota Yogyakarta Kembali Gelar Tradisi Kampung Srawung Perkuat Kehidupan Guyub Rukun Bermasyarakat Jelang Tahun Politik
Caption foto: Warga dari berbagai latar belakang mengikuti Festival Kampung Srawung sebagai wujud gotong royong dan guyup rukun warga di Kampung Rejowinangun Kota Yogyakarta.
(Yogyakarta DIY)- Tradisi Kampung Srawung di Kelurahan Rejowinangun, Kemantren Kotagede Kota Yogyakarta kembali digelar dengan berbagai gelaran seni budaya dalam Festival Kampung Srawung.
Tradisi Kampung Srawung dilatarbelakangi oleh fenomena masyarakat urban perkotaan yang biasanya kurang bersosialisasi dengan tetangga akibat kesibukan dan rutinitas keseharian, sehingga digagas acara khusus untuk menyatukan dan mempertemukan antar warga dalam kemasan seni dan budaya.
Warga kampung sekaligus inisiator Festival Kampung Srawung Abdul Khalik mengatakan, budaya srawung biasanya kerap ditemui di masyarakat desa yang merupakan kearifan lokal dari masyarakat Jawa. Di perkotaan terutama di wilayahnya keakraban masyarakat jarang ditemui lantaran kesibukan sehari-hari. Padahal budaya seperti itu patut dilestarikan sebagai akar budaya masyarakat. Oleh karena itu pihaknya pun menggagas Festival Kampung Srawung.
"Ini jadi momen penting di masyarakat perkotaan. Kegiatan ini muncul dari masyarakat dan warga karena misalnya pas jadwal ronda atau pertemuan RT susah berangkat karena kesibukan. Maka setahun sekali kita jadikan momen berkumpul dan pesta rakyat," katanya.
Abdul menyebut, festival ini terlaksana berkat tiga unsur masyarakat setempat yakni warga, pemerintah dan sosial agama. Terselenggaranya acara ini sampai yang keenam kalinya merupakan bukti masyarakat bisa guyub rukun hidup dengan selamanya meskipun terdiri dari beragam suku dan latar belakang yang berbeda. Apalagi memasuki tahun politik yang kental dengan perbedaan pilihan, acara ini diharapkan bisa mempersatukan warga.
"Dampaknya bisa kita lihat sendiri, warga jadi lebih erat dengan perangkat pemerintahan dan sesamanya. Acara ini juga didukung penuh dari kelurahan," ujarnya.
Festival Kampung Srawung dimulai dengan agenda kirab budaya oleh perwakilan masing-masing RW dan RT. Mereka mengarak gunungan hasil bumi didampingi pasukan bergodo. Setelahnya gunungan hasil bumi itu diperebutkan oleh warga setempat. Malam harinya dilanjutkan dengan acara sedekah tonggo dan kembul bujono. Selanjutnya pada pekan depan diadakan pasar kuliner, pentas seni dan permainan anak tempo dulu.
"Festival nantinya akan ditutup dengan pengajian akbar pada malam tanggal 9 November dengan harapan masyarakat di sini tetap akrab, guyub dan rukun menjaga kebersamaan," katanya.
Lurah Rejowinangun Handani Bagus Setyarso menyebut, acara ini diharapkan bisa menambah keakraban dan persahabatan antar warga. "Saya berharap dari warga masyarakat bisa melepaskan kepentingan politik apapun maupun perbedaan pilihan dan saling semrawung mengekspresikan potensi warga dengan seni dan budaya atau kearifan lokal," jelasnya. (Raya Sanjiwani)
0 Comment