Wisata Akhir Pekan: Jalan Malioboro Diserbu, Kuliner Jadul Hingga Kopi Khas Laris Manis

(YOGYAKARTA) – Jalan Malioboro, Yogyakarta, kembali menjadi lautan manusia di akhir pekan. Wisatawan domestik maupun mancanegara memadati kawasan legendaris ini, tidak hanya untuk menikmati suasana, tetapi juga memburu kuliner khas hingga jajanan jadul.
Seperti saat momen libur akhir pekan, Sabtu (8/11/2025), Jalan Malioboro tak pernah kehilangan daya tariknya. Sejak siang hari, jalan Malioboro dipadati wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Sepanjang jalan, alunan musik dari musisi jalanan dan atraksi seni tradisional kian menambah semarak suasana, menghibur para wisatawan yang datang dari berbagai daerah.
Mereka menikmati libur dengan beragam aktivitas, mulai dari berfoto di spot-spot ikonik hingga sekadar duduk santai menikmati suasana khas kota Jogjakarta.
"Suasananya selalu ngangenin, apalagi sekarang lebih tertata. Apa yang selalu dicari dari kota Jogjakarta ya kesyahduannya. Seperti kata musisi dan penyair itu, Jogja ada dalam setiap lagu dan puisi " ujar Yunita, salah satu wisatawan yang diwawancarai di lokasi.
Selain daya tarik utama Malioboro sebagai pusat oleh-oleh dan spot foto, salah satu magnet terkuat bagi pengunjung adalah wisata kulinernya. Kawasan Malioboro memang menawarkan perpaduan unik antara wisata belanja, atraksi seni, dan tentunya wisata kuliner.
Di tengah gempuran kuliner kekinian, kedai-kedai yang menjual makanan tradisional dan legendaris justru menjadi incaran. Salah satu yang paling diburu adalah Kedai Djoen Coffee and Resto atau dulu (Toko Djoen Lama) yang terkenal dengan roti dan kue-kue khas zaman kolonial.
Toko roti ini bukanlah pemain baru, melainkan sudah berdiri sejak tahun 1935. Usianya yang hampir seabad ini menjadikannya salah satu toko roti tertua di Yogyakarta yang masih bertahan dan dicintai wisatawan.
Tak ayal, wisatawan pun terlihat antre di Toko Djoen, memburu roti jadul dengan resep yang tak pernah berubah. Menu yang paling dicari antara lain kue rempah manis khas Belanda, Onsbekoek. Kue ini kaya akan bumbu cengkeh dan kayu manis, yang memberikan cita rasa tempo doeloe yang kuat dan autentik, kue trumpul yang bisa dinikmati bersama teman, dan tentu saja roti lapis legitnya yang khas.
Wisatawan juga banyak mencari roti pisang coklat, Roti Gula Jawa, Roti Pisang yang populer sejak 1959. Ada juga roti tawar, roti semir, dan roti manis kosong yang pas banget buat dijadikan oleh-oleh buat orang tersayang. Harga roti-roti tersebut berkisar Rp8 ribu sampai Rp25ribu saja. Gak mahal kan mengingat resep yang dipakai pun telah turun temurun!

Gak cuma roti kok, kedai-kedai kopi dengan konsep tradisional maupun modern pun ikut laris manis diserbu pengunjung yang ingin melepas lelah. Untuk kopi, kamu wajib menjajal andalan di Kedai Djoen yakni kopi etnik yang rasanya kuat akan rempah tapi tetap creamy. Namun kalau mau yang segar, ada kopi adem dengan perpaduan rasa kopi plus leci yang manis.
Kedai Djoen kini telah bertransformasi menjadi Bakery, Coffee & Resto, namun tetap mempertahankan resep rotinya yang bersejarah. Hal inilah yang menarik wisatawan.
"Kami datang ke Malioboro memang sengaja mencari kuliner yang benar-benar khas dan legendaris. Rasanya seperti kembali ke masa lalu. Roti dan kopinya enak sekali," kata Yunita.
Selain itu, wisatawan terlihat menyerbu berbagai kedai kuliner yang menawarkan cita rasa khas, mulai dari Gudeg legendaris, Bakpia, hingga jajanan pasar yang kini kian sulit ditemukan.
Keberadaan kuliner jadul dengan harga terjangkau menjadi daya tarik tersendiri, membangkitkan memori masa lalu bagi pengunjung dewasa dan menjadi pengalaman unik bagi wisatawan muda.
Magnet Malioboro Terintegrasi Keraton dan Tamansari
Selain memanjakan lidah, kawasan Malioboro juga memanjakan mata dengan penampilan musisi jalanan dan spot-spot unik.
Kawasan ini juga menjadi titik awal yang strategis untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi wisata budaya lain di Yogyakarta. Dari Malioboro, wisatawan dengan mudah dapat mengunjungi Keraton Yogyakarta, Tamansari, hingga pusat edukasi Taman Pintar.
Kombinasi antara sejarah, budaya, dan kuliner legendaris seperti yang ditawarkan oleh Toko Djoen, menjadikan Malioboro sebagai magnet wisata yang tak pernah sepi di setiap akhir pekan. (Rsi)
0 Comment