Adaptasi Produk dan Jejaring Jadi Solusi UMKM Ditengah Krisis Lingkungan
(Yogyakarta DIY) Belasan UMKM dan pegiat lingkungan di Yogyakarta melakukan kolaborasi untuk memberi dukungan bagi produk UMKM bisa beradaptasi ditengah krisis iklim dan perubahan lingkungan. Dua hal utama yang menjadikan UMKM bertahan ditengah krisis iklim global yakni adaptasi dan jejaring UMKM.
Salah satunya seperti yang inisiasi oleh Komunitas Pegiat Ekologi, Ekonomi, Seni dan Sosial Budaya Berkelanjutan (KAPE - ESBE) Yogyakarta bekerja sama dengan Yayasan Lansekap Nusantara Hijau (YLNH) dan Yayasan Tirta Alam Bumi Bertuah (Riau) dengan menyelenggarakan kokaborasi dan diskusi dengan para pelaku UMKM dan petani. Mereka berasal dari Provinsi Riau, Jawa Tengah dan DIY dengan tema ‘Fight the Planetary Collapse : Petani dan UMKM Sejahtera Lingkungan Terjaga’.
Menurut inisiator acara Yogo Pratama, tujuan utama adalah bagaimana Petani dan UMKM mampu beradaptasi, berkembang, dan mandiri secara ekonomi di era pasar bebas dan kondisi nyata adanya perubahan iklim.
Para peserta sekitar 11 UMKM dari DIY, dengan berbagai produk olahan, dan minuman lokal, handricaft dan lainnya untuk bagaimana ke depan memberikan dukungan kepada UMKM bisa beradaptasi terkait kelanjutan produk dan krisis iklim.
"Dampak krisis iklim, misalnya, di Yogyakarta seperti kualitas air, anomali cuaca dan lainnya akan mempengaruhi mengenai ketersediaan bahan baku. Nah, akibat perubahan iklim ini pasti dampaknya bagi UMKM itu menuju proses rentan. Jadi kuncinya di adaptasi,”kata Yogo dalam diskusi yang digelar di kawasan Kajen Bangunjiwo Kasihan Bantul, Senin (22/01/2024).
Menurutnya, di masa depan terkait bahan baku harus selaras lacak balaknya karena itu menjadi urat nadi produk UMKM di tengah perubahan iklim.
"Contohnya misal produk UMKM Ikan Wader, dari mana bahan baku ikan wadernya dari tempat apa saja, yang eksosistemnya bagus atau bebas polusi, jika di darat bagaimana kualitas lingkungannya. Begitu juga misal UMKM yang menggunakan bahan baku jahe, nah tentu saja tanaman jahe tidak bisa dipupuk kimia. Juga akan dilakukan proses uji lab, kita akan suport dari hilir bahan baku ke pemasaran. Hal jal itu merupakan bentuk adaptasi yang wajib dilakukan ke depan,"jelas Yogo.
Para UMKM dan pegiat lingkungan berkomitmen untuk menciptakan program-program adaptasi UMKM. Hal itu berkaitan dengan ketahanan pangan lokal yang pada ujungnya berpengaruh terhadap kesehatan manusia.
"Ketika kesehatan konsumen baik, produsennya berkaitan dengan tingkat kesejahteraan. UMKM berkembang berpengaruh serapan tenaga kerja lokal, contoh ibu ibu dan lainnya," jelasnya
Kedua program Jejaring UMKM akan menjadi solusi pengembangan pasar, dimana peningkatan produk otentik lokal dengan jejaring Luar Jawa maupun Luar Kota Yogya. Dalam jejaring nantinya akan didorong program progam market friendly, bagaimana pengolahan limbah produk, nilai tambah. Kita harus beradaptasi dengan jejaring serta dibangun ekosistem UMKM berbasis adaptasi perubahan lingkungan. (Raya Sanjiwani)
0 Comment