Awan Panas Gunung Merapi Meluncur 1 Kilometer Ke Arah Kali Bebeng
Foto: Awan panas guguran yang kembali meluncur dari Gunung Merapi, Sabtu (21/08/2024) malam.
(Yogyakarta,DIY) - Awan Panas Guguran Gunung Merapi yang berada di oerbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta kembali meluncur pada Sabtu malam (21/09/2024). Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi atau BPPTKG Yogyakarta mengamati Awan Panas meluncur pukul 23: 57 WIB, dengan amplitudo 69 mm berdurasi 108 detik.
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso menyampaikan estimasi jarak luncur Awan Panas mencapai 1 kilometer (1.000 meter). "Awan Panas guguran meluncur ke Barat Daya (Kali Bebeng). Saat kejadian arah angin ke Timur. Visual berkabut. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan," jelas Budi.
Sementara sejak pukul 00:00 - 06:00 WIB, cuaca di Gunung Merapi (2968 mdpl) teramatu berawan. Angin bertiup tenang ke arah timur. Suhu udara 14.5-19 °C, kelembaban udara 68-98.9 %, dan tekanan udara 837.8-918.6 mmHg.
Secara visual Gunung Merapi tampak jelas. Asap kawah nihil. Dari sata seismogram terekam kejadian gempa Guguran 20 kali, dan Tektonik Jauh 1 kali.
"Selain itu teramati 4 kali Guguran Lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1,5 kilometer," ungkap Budi.
Untuk memantau secara langsung visual Gunung Merapi terkini dapat dilihat pada tautan berikut: https://bit.ly/bpptkgyoutubechannel untuk informasi pesan siaran WhatsApp BPPTKG bisa diakses melalui tautan berikut: https://bit.ly/bpptkgchannel
Hingga kini tingkat aktivitas Gunug Merapi masih ditetapkan pada status SIAGA (Level III) sejak 5 November 2020. BPPTKG Yogyakarta merekomendasikan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. "Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya," ungkapnya.
Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. (Raya Sanjiwani)
0 Comment