Event MALIOBORO COFFEE NIGHT Jadi Daya Tarik Wisatawan di Yogyakarta
Caption foto: Suasana jumpa pers Malioboro Coffee Night, Jumat(29/9)
(Yogyakarta DIY) Komuntas Kopi Nusantara kembali menggelar Malioboro Coffee Night di kawasan Malioboro Yogyakarta bertepatan dengan International Coffee Day dan Hari Batik Nasional dan menyambut HUT Kota Yogya yang ke-267.
Tahun ini pecinta kopi di Indonesia maupun wisatawan yang sedang berlibur di Kota Gudeg akan dimanjakan dengan sajian kopi Nusantara dalam tajuk "Malioboro Coffee Night".
Wisnu Birowo, salah satu ketua Kopo Nusantara menyampaikan kopi tidak hanya warisan budaya atau gaya hidup tetapi semangat keguyuban. Ini tidak dijumpai di tempat lain termasuk di luar negeri.
"Bayangkan, ketika saya menyeduh kopi Merapi di Cangkringan, saya merasakan keramahan penjualnya dan apresiasi turis kepada penjual kopi. Acara ”Malioboro Coffee Night” ini pasti ditunggu-tunggu para wisman," jelas Wisnu.
Tak hanya dari masyarakat Indonesja, sejumlah delegasi luar negeri diantaranya Dubes Ethiopia, Direktur Erasmuis Huis, Belanda, Mr. Nik Jacoob van Regt, Dubes Prayono Atiyanto, pegiat kopi diplomasi, Direktur Eropa Widya Sadnovic dan Winardi Hanafi Lucky akan datang di event kopi ini.
Selama dua hari yakni 1- 2 Oktober 2023, even ini dimulai lebih awal, yaitu menjadi jam 16:00 WIB. Namun mengingat pada jam 18:00 Walikota Yogyakarta akan mengundang para tamu ke Balaikota untuk memperingati hari ulang tahun Yogyakarta yang ke 267. Kemudian pada Jam 19:00 kita akan kembali ke Menara Kopi untuk memulai Gala Dinner.
Kemudian pada malam hari setelah informal dinner pada jam 19:30, kita akan memulai diskusi berjudul ” Terms of Reference for the Discussion on "Improving the Quality of Indonesian Coffee based on Cultural Heritage, Environment and Tourism”.
"Jadi peranan kopi dari segi ekonomi, kebudayaan dan lingkungan hidup. Kopi juga mempunyai nilai strategis tidak saja dari ekonomi tetapi juga harkat kemanusiaan," jelasnya.
Sementara pengakuan UNESCO ttg Yogya sebagai “Sumbu Filosofi Yogyakarta” dapat dijadikan ajang pembelajaran bersama akan nilai-nilai universal yang diperlukan, untuk menciptakan dunia baru yang lebih baik di masa depan. Itu pernyataan resmi pemerintah.
Diharapkan ke depan Kota Yogyakarta bisa memposisikan diri sebagai Kota Wisata Kopi. Di Yogyakarta masyarakat maupun wisatawan bisa mendapatkan berbagai hal tentang kopi. Kota Yogyakarta memiliki keunikan, tidak memiliki lahan kopi, namun ada berbagai jenis kopi dari segala penjuru Nusantara. Kopi-kopi itu bukan hanya dijajakan di warung saja tetapi juga dijual di berbagai tempat dalam bentuk bubuk maupun green bean.
" “From Yogya with Sustainable Coffee Development”. Poros kosmologis bukan hanya bagian dari sejarah dan budaya Yogyakarta, tetapi juga bagian dari peradaban global. Kami percaya bahwa dukungan dari anggota Komite Warisan Dunia sangat diperlukan," pungkasnya. (Raya Sanjiwani)
0 Comment