Kartini Masa Kini, Rizki Rahma, Dalang Perempuan Asal Yogyakarta
Caption foto: Rizki Rahma, dalang perempuan asal Yogyakarta.
(Yogyakarta, DIY) - Emansipasi wanita yang diperjuangkan RA Kartini, kini bisa dirasakan oleh kaum perempuan di seluruh Indonesia. Salah satunya, Rizki Rahma Nurwahyuni atau disapa Rahma, sosok perempuan muda yang berprofesi sebagai dalang wayang kulit khas Yogyakarta.
Berbagai pentas wayang kulit telah dilakukannya di ratusan event bahkan secara live dengan menyasar audiens dari berbagai kalangan termasuk anak anak.
Tak hanya itu, Rahma juga menyabet beberapa gelar dan penghargaan dengan bakatnya mendalang tersebut, di antaranya semasa masih anak anak dan remaja, ia memperoleh juara di festival dalang anak.
"Kalau saya mendalang wayang Gagrak Ngayogyakarta atau pakem klasik disebutnya, jadi mulai dari gendingnya (gamelan) memang sudah ada pakemnya," ungkap Rahma, Jumat (18/04/2025).
Sedangkan cerita yang kerap ia bawakan saat pentas wayang kulit adalah Hanoman Duta dan Wahyu Cakraningrat. Hanoman duta yang menceritakan bagaimana Hanoman diutus menyelamatkan Dewi Sinta dari cengkeraman Rahwana.
Ia berharap, generasi muda semakin banyak yang mau belajar mendalang atau setidaknya wayang kulit, terutama perempuan, sebab masih sedikit kaum hawa yang menjadi seorang dalang. Bagi Rahma, sosok Kartini masa kini adalah mereka yang bisa mencintai tradisi bangsanya dan tetap relevan sepanjang jaman.
"Kartini telah membuka jalan bagi kaum peremluan Indonesia untuk bisa berkiprah bagi bangsa dan negara. Saya akui menjadi dalang wanita itu tidak biasa ya, terlebih kan memang dunia pewayangan ini didominasi oleh kaum laki-laki," tambahnya.
Kedepannya, kata Rahma, ia ingin bisa mengenalkan seni tradisi wayang kulit khas Yogyakarta ke berbagai negara di dunia. Karena menurutnya, siapa lagi kalau bukan generasi muda Indoensia yang peduli untuk menjaga warisan nenek moyang seperti seni wayang kulit agar tidak punah.
"Justru dengan tangan-tangan muda seperti saya, mungkin teman teman lainnya juga, maka seni tradisi Indonesia bisa menemukan nafas baru ditengah era digital," kata Rahma.
"Meski tantangannya jaman sekarang itu serba digital ya. Nah justru saya ingin bagaimana menyambung tradisi dan menghidupkan kembali seni wayang kulit di era sekarang ini," tambahnya.
Ia menuturkan, kini pementasan wayang kulit telah banyak disiarkan secara live, atau bisa disaksikan melalui rekaman video yang diunggah ke youtube maupun media sosial lainnya," jelasnya.
Ia pun kerap membagikan momen saat pementasan wayang kulit dengan menguploadnya ke media sosial maupun platform digital. Tak hanya itu, ia juga mengenalkan wayang sinema, sebuah pertunjukkan kolaboratif dengan banyak dalang, menggunakan LED dan pencahayaan teatrikal.
"Tradisi yang beradaptasi dengan telnologi saya rasa sangat membantu, terutama untuk mengenalkan, menanamkan, menumbuhkan rasa cinta terhadap seni wayang kulit bagi generasi sekarang," ungkap Rahma.
Rahma menuturkan mewarisi bakat mendalang dari sang ayah, Ki Sigit Manggolo Saputra, bahkan sejak dari kelas 3 SD. Ia telah mengasah kemampuannya langsung dari sang ayah.
"Buah tak jauh dari pohonnya, pepatah itu barangkali berlaku bagi saya. Ya, saya memang mengenal wayang ini langsung dari ayah saya, Ki Sigit Manggolo Saputra, bahkan sejak saya masih kelas 3 SD. Kemana ayah pentas, saya pasti ikut ya. Lambat laun saya diajarkan tampil mendalang juga," kenang Rahma. (Raya Sanjiwani)
0 Comment