post image

Ketum PPSI Erick Thohir Konsisten Pembinaan Usia Dini Menuju Piala Dunia 2038

Caption foto: Ketum PSSI Erick Thohir di lapangan Kenari Yogyakarta, Minggu (3/9)


(Yogyakarta DIY)  Ketua Umum PSSI Erick Thohir menghadiri Grassroot Football Festival yang digelar di Lapangan Kenari Kota Yogyakarta. Menurut Erick, pembinaan sepakbola usia dini perku dikembangkan sebagai upaya Indonesia tampil di Piala Dunia 2038.

Festival sepakbola usia dini yang digelar di Yogyakarta diikuti 124 tim dengan total peserta mencapai 2.200 anak usia 9 hingga 12 tahun. Erick Thohir juga hadir untuk memberikan motivasi sekaligus semangat bagi anak-anak peserta Grassroot Football Festival yang digelar mulai 2 September hingga 15 Oktober 2023.

Upaya pembinaan sepakbola nasional, kata Erick terus dilakukan sejak dini jika Indonesia mau serius menuju pentas sepakbola Piala Dunia 2038 mendatang. Saat ini PSSI sedang mempersiapkan Timnas U17 yang akan mengikuti ajang Piala Dunia U17 dimana Indonesia telah ditunjuk FIFA sebagai tuan rumah Pildun U17 menggantikan Peru.

"Ya memang pembinaan sepakbola kan mulai dari usia dini dari umur 9 tahun. Kalau kita sekarang mempersiapkan U17,  nanti juga menjadi U20, yang U9 ini adalah masa depan tadi kalau kita serius membina sepakbola untuk 2038 untuk Tim Nasional kita," ungkap Erick, Minggu (3/9).

Ketua Umum PSSI Erick Thohir juga mengapresiasi agenda Grassroot Football Festival yang diselenggarakan Asprov PSSI DIY sebagai ajang pembinaan atlet sepakbola usia muda. Kompetisi yang diikuti anak usia 9, 10, 11, dan 12 tahun itu kick off perdana pada Minggu (3/9/2023) di Lapangan Kenari.

Ada sebanyak 132 tim dan kurang lebih 2.200 anak yang berpartisipasi dalam ajang itu. Mereka nantinya akan memperebutkan piala bergilir GKR Mangkubumi dengan format kompetisi setengah kompetisi. Penyelenggaraan ini sekaligus sebagai tindak lanjut visi Indonesia menembus Piala Dunia 2038.

Menurutnya, kehadiran kompetisi berjenjang di setiap kelompok umur merupakan salah satu upaya PSSI untuk terus membina dan mengasah keterampilan dan kesiapan para atlet. Dengan begitu 15 tahun yang akan datang, bukan tidak mungkin tim Garuda Indonesia menjadi peserta di kompetisi elit sepakbola dunia tersebut.

"Kita bina sejak mereka di usia 9 tahun. Begitu terus sampai di tinnas senior. Misalnya yang sekarang kita tampil di Piala Dunia U17, kan mereka juga nanti yang mengisi skuad di U20 dan tik senior," kata Erick.

Erick yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu menegaskan, 11 pemain timnas yang siap tampil di ajang Piala Dunia 2038 mendatang tentu tidak bisa hadir dalam sekejap. Pemain yang kompetitif dan kredibel dianggap dianggapnya tidak bisa hadir secara instan, sehingga Grassroot Football Festival merupakan persiapan dini yang dilakukan.


Upaya pembinaan sepakbola di Yogyakarta melalui Grassroot Football Festival ini juga sebagau upaya PSSI menemukan bakat sepakbola Indonesia di masa mendatang. Erick juga menegaskan pembinaan sepakbola usia dini harus dilakukan secara berjenjang dan bertahap untuk menemukan bibit unggul timnas, bukan secara instan.

" Tidak mungkin kita membangun sepakbola kita, tim nasional kita secara instan. Kita lihat bangsa-bangsa lain membangun timnas nya dari bawah," jelas Erick.

Dia juga mendorong agar Asprov setiap provinsi di Indonesia punya komitmen yang sama untuk menyelenggarakan kompetisi usia dini secara berkelanjutan. "Ini yang harus kita perbaiki di mana-mana, untuk Asprov yang serius pasti ada berkahnya. Kita harus kolaborasi dan saling peduli," jelas dia.

Dia menyebut, ajang Piala Dunia U17 yang akan digelar di Indonesia pada 10 November hingga 2 Desember mendatang menjadi salah satu contoh bahwa tim Garuda siap tampil di ajang bergengsi. Hanya saja hal itu akan lebih sempurna jika timnas senior juga ikut berlaga sebagai peserta di ajang serupa di tahun mendatang.

"Kembali ke sekarang, kita kan tuan rumah U17, yang kita harapkan ke depan itu timnas bisa lolos bukan sebagai tuan rumah saja, itu kan derajat yang lebih tinggi," pungkas dia. (Raya Sanjiwani) 

0 Comment