Kuliner Legendaris Jenang Yu Jumilah di Pasar Ngasem Diserbu Wisatawan, Omzet Naik Lima Kali
Caption foto: Jenang kuliner legendaris di Pasar Ngasem laris manis diserbu wisatawan Nataru.
(YOGYAKARTA, DIY) - Momen libur Natal dan tahun baru (Nataru) menjadi berkah tersendiri bagi para pelaku usaha sektor kuliner di Kota Yogya.
Tak terkecuali bagi para pedagang di Pasar Ngasem, Kemantren Kraton, yang dewasa ini menjadi sentra makanan tradisional di Kota Pelajar.
Berdasar pantauan thankfulljogja.com, Senin (30/12/24), salah satu kuliner yang paling diburu wisatawan ialah aneka jenang di warung Yu Jumilah.
Benar saja, antrean wisatawan tampak mengular, hingga menimbulkan kepadatan di pasar tradisional yang berlokasi di pusat kota tersebut.
Pemilik warung Yu Jumilah, Fajar Suryati, menuturkan, bahwa penambahan stok harus dilakukan untuk mengakomodir naiknya permintaan.
Tidak tanggung-tanggung, ia menyebut, sepanjang libur panjang ini, peningkatannya mencapai lima kali lipat dibandingkan hari-hari biasa.
"Peningkatannya lima kali lipat. Kalau hari biasa kita butuh kelapa muda sekitar 20 liter, tapi sekarang bisa sampai 100 liter," ungkap Fajar.
Dijelaskan, terdapat sembilan jenis jenang yang dijajakan di warung Yu Jumilah, yakni jenang monte, candil, grendil, lobe-lobe, pati telo, nganggrang dan sumsum.
Menurutnya, jenang sumsum yang terdiri dari varian original dan pandan, selama ini menjadi pilihan favorit para pelanggannya.
"Tapi, di liburan ini, karena kebanyakan yang beli itu wisatawan luar daerah, belum pernah mencoba, jadi pengen ngicipin semua. Makanya, rata-rata minta campur," ucapnya.
Fajar pun memastikan, harga yang dipatoknya sepanjang momen Nataru tidak berubah dan tetap selaras dengan hari-hari biasa.
Ya, pembeli bisa memilih antara porsi besar yang dibanderol Rp10 ribu, atau Rp6 ribu untuk porsi kecil yang dibatasi dua varian jenang saja.
"Harganya masih sangat terjangkau dan tidak ada perubahan. Kalau ramainya itu sudah kisaran dua minggu terakhir ini ya," ungkapnya.
Wisatawan asal Surabaya, Lukman, mengatakan, dirinya mendapat informasi soal penjaja jenang sejak 1970an tersebut dari kerabatnya.
Oleh sebab itu, dalam kunjungannya ke Kota Yogya kali ini, ia pun tidak mau melewatkan kesempatan untuk menyambangi Pasar Ngasem.
"Sengaja mampir ke sini, karena memang suka sama makanan-makanan tradisional seperti ini, enak ya. Apalagi, ada beberapa jenis jenang yang di Surabaya ngga ada," terangnya. (Raya Sanjiwani)
0 Comment