Lodeh Lompong, Menu Lokal yang Kini Banyak Diminati Saat Berbuka Puasa di Bulan Ramadhan
Sayur Lodeh Lompong, menu lokal yang kini banyak diminati saat berbuka puasa di bulan Ramadhan, Minggu (2/4)
(SLEMAN DIY) Kuliner lokal yang semakin langka ditemui sehari - hari, ternyata bisa menjadi menu pilihan saat berbuka puasa di bulan Ramadhan. Seperti di Sleman Yogyakarta misalnya, salah satu kuliner lokal yakni Lodeh Lompong kini semakin banyak diminati terutama para pecinta kuliner maupun kaum millenial yang hendak berbuka puasa.
Kuliner lokal khas Lereng Merapi, sayur Lodeh Lompong itu bisa ditemukan di Warunk Iciiik Iwiiir, yang terletak di kampung Nepen, Candibinangun, Pakem Sleman DIY. Lodeh Lompong merupakan jenis sayur yang dibuat dari bahan batang talas yang dimasak dengan bumbu khas. Memiliki rasa yang lekat di lidah karena diracik dengan bumbu tradisional menjadikan pangan lokal khas lereng Merapi itu banyak dicari karena ternyata dewasa ini semakin langka ditemui.
"Di tempat ini kita memang mengangkat menu khas ndeso, jadi disini ada yang kita signature nya adalah menu lodeh Lompong sama Oseng Lompong," ungkap Erma Wheny, pemilik Warunk Iciiik Iwiiir, Minggu (2/4).
Oleh peracik, bahan lompong itu sendiri dilakukan treatmen khusus sebelum langsung dimasak. Proses memasak Lodeh Lompong juga memerlukan penanganan khusus, yang merupakan kearifan lokal, dimana pengetahuan ditularkan dari generasi sebelumnya.
Peminatnya sebagian memang banyak dari luar kota, yang sengaja datang untuk bisa mencicipi kembali Lodeh Lompong, dan menemukan kembali satu cita rasa kuliner Indonesia yang ada di Yogyakarta. Mulai dari Jakarta, Bandung dan kota-kota lain yang banyak menanyakan menu Lodeh Lompong.
"Iya resep dari simbah dulu. Turun- temurun, dari generasi ke generasi dari orang-orang yang biasa mengolah Lompong. Jadi makanya ada satu proses khusus yang kita siapkan biar aman untuk di konsumsi. Karena kalau tidak melalui proses itu bisa menyebabkan kadang-kadang gatal, ada getahnya yang bikin gatal," jelasnya.
Selain Bulan Ramadhan, menurut pengelola, sebagian besar pengunjung banyak yang datang bersama keluarga di saat momen wisata. Sementara selama Ramadan ini banyak anak muda buat bukber, atau main skuter yang disewakan.
"Terus sekaligus pas Ramadhan ini kita punya menu paket kembulan, jadi buka bareng bersama-sama terus nanti pakai daun pisang alasnya terus bisa bareng-bareng makannya, makanya kita namakan paket kembulan. Untuk Paket Kembulan di bulan Ramadhan ini memiliki harga khusus paket rombongan atau keluarga,"jelasnya.
Salah satu pengunjung, Vita (26) mengaku kalau di Warunk Iciiik Iwiiir ini baru pertama kali mencoba sayur lompong. Ia datang untuk menemukan kembali cita rasa kuliner Lereng Merapi, karena saat ini sayur Lodeh Lompong sudah jarang ditemukannya dalam kehidupan sehari- hari. Ia datang bersama dengan keluarga untuk berbuka puasa mencoba Lodeh Lompong. Rasa sayur Lodeh Lompong menurutnya gurih dan nikmat.
"Bagi lidah saya juga cocok. Rasanya lebih ke gurih, rasanya ternyata sangat enak sekali. Nikmat pokoknya," ungkapnya.
Bagi pengelola Warunk Iciik Iwiiir, kehadiran Lodeh Lompong dengan cita rasa khas Lereng Merapi juga menjadi program pemberdayaan masyarakat sekitar. Selain bisa menanam di sekitar lokasi warung, pengelola juga memberdayakan warga sekitar dimana tanaman umbi talas banyak dihasilkan dari lahan pertanian sekitar. Bahkan yang memasak di warung Lodeh Lompong merupakan warga sekitar. Selain itu ada menu lain yakni Buntil Daun Pepaya dan Daun Talas.
Program peberdayaan lainnya di Warunk Iciiik Iwiiir yani menyediakan fasilitas wisata alam menggunakan Skuter Listrik dengan rute pedesaan di Lereng Gunung Merapi.
"Pemberdayaan masyarakat kita lakukan. Juga dengan pengunjung bisa menikmati wisata alam pedesaan dengan skuter listrik. Nah kita memberi kas dari sewa skuter ini di 4 rt dan 1 pemuda, setiap bulannya," jelas Wheny.
Selain range harga masih sangat terjangkau, pengunjung Warung Icik Iwir bisa memilih menu paket prasmanan untuk rombongan dengan budgetnya mulai Rp. 25.000,- Rp. 45.000,-
"Nah, saat musim libur lebaran pada hari ketiga Lebaran juga ramai, karena pas hari H lebaran dan H + warga masih bersilaturahmi bersama keluarga. Ya rombongan keluarga ini ada yang ingin paket ya sudah kita bufe meja sendiri bisa costumise, kita sediakan menu prasmanan sendiri khusus reservasi," ungkap Wheny
Warung di kawasan nan sejuk ini memilih menyajikan kembali menu menu tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi. Beragam menu khas pun masih diminati dari berbagi kalangan yang rindu masakan Jawa tempo dulu.
"Kita juga menyediakan beragam menu olahan khas ndeso, menu Jawa. Banyak ya ragamnya, mulai oseng kikil, juga mangut nila ini juga Best seller disini. Jadi lebih khasnya satu paket ada mangut lele, mangut nila, terus ada oseng daun pepaya, kita juga ada nila goreng bagi yang tidak terlalu suka banyak santan kita siapkan," pungkas Wheny. (Raya Sanjiwani)
0 Comment