post image

Mlaku Bareng Turut Malioboro, Even Pemulihan Bagi Komunitas Peyintas Stroke Jogjakarta

(Yogyakarta, DIY) - Dalam rangka memperingati Hari Stroke Sedunia tahun 2024, Komunitas Penyintas Stroke Jogjakarta kembali mengadakan kegiatan Rehabilitasi Mental BersyukurTanpaLibur dengan menggelar event “Mlaku Barèng Turut Malioboro”. Kegiatan ini merupakan agenda even ke-5, setelah empat kali mengadakan kegiatan ini yang selalu “dolan” ke luar kota.

Sebelumnya para penyintas menggelar acara di Solo 2 kali (seri 1 dan 4), Magelang 1 kali (seri 2) dan Semarang 1 kali (seri 3).  Pada kegiatan kali ini juga didukung oleh 11 orang Fisioterapi, dua orang Terapi Wicara, dua orang Terapi Okupasi dari RS. Pantirapih, RS. Bethesda, RS. PKU Muhammadiyah Bantul, Puskesmas Bantul serta Klinik Prof. Sunartini. Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Sekretaris YASTROKI DIY, A. R. Iskandar beserta ibu untuk memberikan dukungan moril bagi penyintas.

Menurut Koordinator Komunitas Penyintas Stroke Jogjakarta, R. Ign. Aris Kusdarunanto, setelah melakukan berbagai macam persiapan, termasuk dengan meminta izin menyelenggarakan kegiatan kepada UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Pemerintah Kota Yogyakarta, maka kegiatan tersebut dapat kami laksanakan. Selain itu juga dilakukan berbagai agenda antara lain pemeriksaan tekanan darah para penyintas stroke, dilanjutkan dengan peregangan serta mulai berjalan menyusuri kawasan pedistrian Malioboro, dengan 2 titik pemberhentian untuk istirahat dan koreksi atas pola berjalan para penyintas stroke.
"Pada titik istirahat 1 didepan Malioboro Mall kami juga mengajak para penyintas stroke untuk ikut antri mendapatkan bubur sehat gratis, disinilah rehabilitasi mental itu terjadi, bagaimana kita harus beradaptasi dengan lingkungan sosial, dengan keterbatasan gerak kami, harus antri dan membawa bubur dalam wadah kecil ketempat duduk yang ada disekitar tempat itu, sungguh hal ini membuat mata kami terbuka lebar, bahwa jika ada niatan dan kebersamaan tidak ada hal yang sulit untuk dilakukan," terangnya.

Ia menjelaskan pada umumnya para penyintas stroke masih banyak sekali yang hanya asal melangkah, hanya asal bergerak, hanya asal berpindah tempat, yang terkadang para penyintas stroke ini lupa akan hal tersebut. "Karena terlalu lama kami terbaring lemah, sehingga begitu bisa berdiri keinginannya hanya satu yaitu berjalan, berusaha mandiri tidak tergantung kepada siapapun hal tersebut membuat kami lupa bahwa hakikat fungsi kaki adalah memijak bukan menumpu (menjadikan kaki seperti tongkat)," jelasnya.

Pada even kali ini komunitas ingin mengajak para penyintas stroke bergerak, berpindah tempat dan atau berjalan sesuai dengan penatalaksanaan Rehabilitas Medis dengan didampingi tenaga-tenaga ahli  Rehabilitasi Medis, untuk kembali mengingatkan kepada kami hakikat fungsi kaki yaitu “MEMIJAK” sambil berjalan menyusuri jalan yang terletak dipusat kota jalan yang menjadi ikon kota Jogja  “MALIOBORO”.

"Kami ingin mengingatkan kembali kepada diri kami sendiri tentang hakikat fungsi kaki yaitu MEMIJAK, sekaligus kami akan membaurkan diri kami dengan aktifitas saudara-saudara lain yang sehat, beradaptasi dengan kondisi new normal kami," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa tidak ada seorangpun yang mau berada dalam posisi ini termasuk penyintas. Kegiatan ini menunjukan kepada masyarakat luas bahwa penyintas tidak perlu dikasihani tapi yang diperlukan adalah ruang untuk beradaptasi, dorongan moral untuk menjaga harapan, sehingga para pemyintas akan terus berikhtiar, terus berusaha menjadi lebih baik kearah pemulihan. Pemulihan yang dimaksud adalah dari kehilangan kemampuan gerak satu sisi tubuh (HEMIPARESIS), kehilangan kemampuan bicara (AFASIA),  dari kehilangan kemampuan menelan (DISFAGIA).

Sementara salah satu peserta Meika kegiatan ini menjadi sarana paling tepat agar penyintas bisa semangat dalam menjalani pemulihan. "Acaranya keren banget, membuat kami tambah semangat menjemput kepulihan, sarannya akan baik jika pada titik istirahat dilakukan game-game ringan biar menambah keakraban diantara sesama strokers," jelas Meika.

Sementara warga Baciro, Budi yang merupakan seorang stroker yang tingkat kepulihannya sudah 95% menyebutkan acara komunitas harus mendapat sukungna berbagai pihak. Kegiatan ini bahkan bisa dikembangkan menjadi sebuah festival ke depannya. "Ini acaranya kereeeeeeen banget, para penyintas stroke diajak menikmati suasana Malioboro dengan makan bubur sehat berbaur dengan orang normal dan bisa sangat tertib. Kedepan perlu dilembangkan lagi agar kegaiatan para penyintas bisa lebih asyik sekaligus bermanfaat bagi maayarakat," terang Budi.

Sementara Arie Widuri salah seorang Fisioterapis dari RS. Pantirapih menyampaikan bahwa kekuatan dari dalam bisa menumbuhkan harapan baru. Latihan mental dan fisik samgat diperlukan beriringan dalam proses pemulihan.

"Acara yang sangat luar biasa sekali, mengkombinasikan latihan mental dan latihan fisik karena dengan ini bisa menambah kepercayaan diri dan semangat penyintas stroke agar lebih baik dalam menjalani hidupnya, serta mebantu proses pemulihan mereka," pungkasnya. (Raya Sanjiwani) 

0 Comment