post image

Pasca Erupsi Merapi, Sementara Objek Wisata di Kawasan TNGM Ditutup Dulu Bagi Wisatawan

  • Administrator
  • 13 Mar 2023
  • News

Caption foto: Objek Wisata Alam yang masuk dalam TNGM, dilakukan penutupan sementara pasca Erupsi Merapi, Minggu (12/3/2023).

(Yogyakarta DIY) Pasca Erupsi Merapi yang terjadi sejak Sabtu (11/3) kemarin, Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) melakukan penutupam sementara di sejumlah objek wisata alam (OWA) yang masuk wilayahnya.

Kepala Balai TNGM Muhammad Wahyudi dalam keterangan tertulis mengatakan penutupan ini dilakukan mulai Minggu, 12 Maret 2023. "Sebagai upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi tersebut, maka kami sampaikan aktivitas Objek Wisata Alam Jurang Jero, Objek Wisata Alam Tlogo Muncar, dan Objek Wisata Alam Kalikuning-Plunyon, ditutup sementara terhitung mulai 12 Maret 2023," kata dia.

Namun belum diketahui sampai kapan objek wisata alam di TNGM akan ditutup. Balai TNGM tidak memberikan keterangan sampai kapan penutupan tersebut. Sebagai catatan, ketiga objek wisata yang ditutup tersebut berada di wilayah Jateng-DIY. OWA Jurang Jero berada di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Sedangkan OWA Tlogo Muncar dan OWA Kalikuning-Plunyon masuk wilayah Kabupaten Sleman, DIY.

Khusus OWA Tlogo Muncar berada dalam satu kawasan wisata Kaliurang, Pakem, Sleman. Kapolsek Pakem, Sleman, Kompol Ani Sulistyorini menjelaskan untuk objek wisata di kawasan Kaliurang memang tidak semuanya tutup. Hanya destinasi yang masuk dalam TNGM yang ditutup dan tidak menerima kunjungan wisatawan.

"Kami melaksanakan imbauan kepada warga masyarakat yang melaksanakan wisata di wilayah Kaliurang karena sampai saat ini dari Dinas Pariwisata (Sleman) belum memberikan instruksi untuk menutup wisata di wilayah Kaliurang kecuali di wilayah TNGM," ujarnya kepada wartawan di Kaliurang, Minggu (12/3/2023).

Selain Kaliurang, lanjut Ani, sejumlah objek wisata lain di wilayah Pakem juga masih beroperasi seperti biasa. Termasuk jip wisata lereng Merapi  "Jip wisata masih bisa. Kalau yang di wilayah Pakem masih aman, tapi kalau (jip wisata) yang di Cangkringan mungkin bisa ditanyakan ke (Polsek) Cangkringan," ungkapnya.
 

Seperti diketahui, Gunung Merapi di perbatasan DIY-Jawa Tengah terus mengalami erupsi hingga hari ini. Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta kemudian merelease hasil visual foto drone pasca Awan Panas Guguran di Gunung Merapi. Visual drone merupakan foto dari erupsi Gunung Merapi tanggal 11-12 Maret 2023 dimana Gunung Merapi meluncurkan Awan Panas Guguran ke arah Kali Bebeng.


Menurut Kepala BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santoso hingga saat ini, Senin, 13 Maret 2023 tercatat 60 kejadian awanpanas guguran di Gunung Merapi.

"Ujung luncuran awan panas guguran teramati di sisi barat daya di alur Kali Bebeng. Berdasarkan pantauan foto udara menggunakan drone, jarak luncur Awan Panas Guguran kali ini mencapi 3,7 km dari puncak Gunung Merapi," ungkap Budi.

Sementara dari pengamatan BPPTKG Yogyakarta dalam 24 Jam terakhir sejak pukul 00.00 - 24.00 WIB pada Minggu (12/3), teramati 21 kali Awan Panas Guguran dengan jarak Luncur 2 kilometer ke arah barat daya. BPPTKG Yogyakarta juga mencatat terjadinya 15 kali Guguran Lava dengan jarak luncur 2,5 kilometer ke arah barat daya.

Sementara dari data seismogram terekam Kegempaan Awan Panas Guguran 19 kali, Vulkanik Dalam 2 kali, Vulkanik Dalam 13 Kali, 190 Guguran dan Fase Banyak 56 kali.

BPPTKG Yogyakarta menyampaikan pasca rangkaian Awan Panas Guguran ini, status Gunung Merapi masih berada di tingkat Siaga. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan Awan Panas Guguran pada:

1. Kali Woro sejauh 3 km dari puncak;

2. Kali Gendol sejauh 5 km dari puncak;

3. Kali Boyong sejauh 5 km dari puncak;

4. Kali Bedog, Krasak, Bebeng sejauh 7 km dari puncak.

Sedangkan lontaran material vulkanik jika terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak Gunung Merapi.

" Seiring dengan musim hujan yang masih terjadi di DIY dan Jateng, maka BPPTKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di puncak Gunung Merapi," pungkas Budi. (Raya Sanjiwani)

0 Comment