Pengakuan Tutik Wiyanti, Warga Yogyakarta Yang Menjadi Korban Ditabrak Mobil Darso
Caption foto: Tutik Wiyanti dan anaknya Zalfa Istafada warga Lempuyangan Kota Yogyakarta
(Yogyakarta, DIY) - Tutik Wiyanti warga Lempuyangan Kota Yogyakarta terlihat menjalani rutinitas dan aktivitas seperti biasanya berjualan bakso di area foodcourt XT Square, Yogyakarta, Rabu (15/01/2025). Sekilas tak tampak, dampak dari luka-luka serius yang pernah direritanya selama sekitar satu bulan, akibat ditabrak mobil. Padahal, kejadian lakalantas yang menimpa Tuti Wiyanti telah menyebabkan dirinya harus dirawat intensif di rumah sakit karena tulang leher kanan nomor 5 dan nomor 6 bergeser. Ia pun lantas menceritakan kejadian saat dirinya ditabrak oleh mobil yang dikemudikan Darso, warga Mijen Semarang Jawa Tengah, pada Juli 2024 silam.
"Saat itu saya sedang dalam perjalanan pulang naik motor dari pasar Lempuyangan menuju rumah yang tidak jauh dari pasar. Namun sampai di simpang tiga Jl Mas Suharto, tiba tiba saya ditabrak oleh kendaraan minibus Avanza dari arah belakang," jelasnya.
Saat itu Tutik mengaku baru saja membelokkan motornya ke kiri. Tiba-tiba dari belakang ditabrak mobil Avanza. Dia terjatuh ke sisi kanan.
"Kedengklak (kepalanya mendongak) gini terus jatuh ke kanan. Pas posisi itu ada warga kan 'mandek mandek mandek (berhenti-berhenti mobilnya)' gitu, terus bermobil itu berhenti," katanya.
"Berhenti terus Pak Darso-nya kan yang mengendarai mobil itu Pak Darso, Pak Darso keluar. Nyamperin saya. Saya posisi dipinggirkan. Saya duduk di pinggir trotoar," katanya.
Tutik yang sehari-hari berjualan bakso di XT Square awalnya mengira dirinya hanya luka lecet. Awalnya Tutik akan dibawa warga ke puskesmas tapi dia menolak karena menunggu anaknya dahulu yakni Zalfa Istafada (21).
"Tolong hubungin anak saya. Kayak gitu," katanya.
Warga yang melintas kemudian menanyakan rumah Tutik kemudian Zalfa dipanggil ke lokasi. Lalu Tutik dibawa ke Rumah Sakit Lempuyangwangi. Darso dan dua rekannya yang berada di dalam mobil ikut ke rumah sakit.
"Terus dibawa lah sama Pak Darso. Posisinya itu Pak Darso ikut bantu saya sama anak saya ini ke dalam mobil. Terus sopirnya gantian, kan ada tiga orang (di mobil itu). Gantian yang tinggi, yang gantian nyupir itu tinggi," katanya.
Di rumah sakit, Tutik dirontgen, hasilnya Tutik mengalami geser tulang leher nomor 5 dan nomor 6.
"Terus saya merasakan kesemutan setengah badan. Pihak Rumah Sakit, ini harus dirujuk ke Rumah Sakit besar untuk dites lebih lanjut," jelasnya.
Setelah itu Zalfa menelepon ayahnya, Restu Yosepta Gerymona. Gery kemudian datang ke rumah sakit. Saat itu pihak rumah sakit Bethesda Lempuyangwangi mengatakan bahwa kasus kecelakaan diminta untuk mengurus ke Jasa Raharja.
Gery saat itu sudah meminta identitas KTP dari Darso. Rumah sakit mengatakan Jasa Raharja bisa cair apabila mengurus laporan ke kepolisian.
"Setelah dengar itu kan Pak Darso setiap saya ke administrasi atau ke mana itu Pak Darso selalu di belakang saya, selalu ikut. Jadi dia tahu dimintai buat apa. Terus posisi sudah setelah dimintai itu dan tahu kalau harus ada laporan kepolisian, beliau bertiga itu ketakutan," kata Zalfa kepada wartawan di lokasi yang sama.
Zalfa mengatakan Darso sempat meminta KTP miliknya ke Gery tapi tak diizinkan karena persoalan belum selesai. Harus ada identitas yang ditinggalkan.
Zalfa dan Gery kemudian masuk ke dalam untuk mengurus Jasa Raharja. Saat masuk membawa identitas Darso, Darso dan kawan-kawan langsung pergi.
Gery kemudian mengejar mobil Avanza itu. Gery yang mengejar justru turut ditabrak mobil itu. Tapi tak diketahui detail siapa yang menyopir mobil waktu itu.
"Sempat kejar-kejaran di jalan gitu. Tapi pas sudah sampai utara Galeria itu kan udah mau ini dekatan gitu, terus ditabraknya sekalian," katanya.
Akibat ditabrak itu Gery juga mengalami luka. Gery patah di tangan kanan di tulang selangka dan empat bagian rusuknya.
Gery lalu melaporkan kasus kecelakaan ini ke Polres Yogyakarta dengan nomor LP/A/237/VII/2024/SPKT.
Bermula dari dua kejadian lakalantas di Kota Yogyakarta itulah, selanjutnya dilakukan penyelidikan oleh Unit Gakkum Satlantas Polresta Yogyakarta menuju kediaman Darao di Semarang pada 21 September 2024, untuk mengirimkan surat undangan klarifikasi.
Menurut Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Aditya Surya Dharma, saat ditemui awalnya Darso mengelak, namun setelah diperlihatkan CCTV saat mengantar korban Tutik di Rumah Sakit Bathesda Lempuyangan, Darso akhirnya mengakuinya. Setelah itu, kata Kapokresta, Darso mengajak petugas menuju lokasi mobil rental yang digunakan Darso saat kejadian lakalantas.
"Namun sekitar 500 meter dari rumah Darso, ia meminta berhenti untuk buang air kecil dan setelahnya Darso mengeluhkan sakit dibagian dada kiri. Darso pun meminta untuk diamnilkan obat jantung di rumahnya. Namun, petugas berinisiatif untuk langsung membawa Darso ke rumah sakit terdekat untuk diberikan pertolongan. Saat hal itu disampaikan ke istri Darso, ia mengatakan bahwa Darso memiliki riwayat sakit jantung dan sudah memasang ring jantung.
"Jadi, dia meminta untuk kembali ke rumahnya. Namun petugas berinisiatif untuk langsung membawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan lebih lanjut. Nah Saudara Darso menyetujui," urai Kombes Aditya.
Petugas sempat menunggu di rumah sakit, namun sekitar pukul 12.30 WIB, tim melanjutkan perjalanan ke aeah Kendal Jawa Tengah untuk mencari ekdiaman kedua rekan Darso yang ikut dalam mobil saat lakalantas. Akan tetapi, saat itu Darso tidak ikut serta karena pertimbangan medis.
"Petugas berhasil menemui dua teman Darso yakni Toni dan Feri untuk memberikan surat undangan klarifikasi. Setelah itu pada Rabu 25 September, petugas menanyakan kondisi Darso yang ternyata masih mendapat perawatan medis. Selanjutnya pada tanggal 27 September, Pihak Rumah Sakit menyampaikan bahwa Darso sudah pulang ke rumah.
Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Aditya Surya Dharma juga berkomitmen untuk mendukung upaya penyelidikan lebih lanjut terhadap anggotanya. Dia lalu mengatakan terkait penyelidikan kasus ini akan disampaikan oleh Polda Jateng. Termasuk penyebab lebam yang terdapat di tubuh Darso dan status anggota Polresta Jogja yang dilaporkan ke Polda Jateng.
"Karena kami dapat informasi bahwa laporan ini dilaporkan di Polda Jateng, mungkin nanti dari tim dari Polda Jateng yang bisa memberikan update hasil penyelidikan, penyidikannya terkait dugaan penganiayaan tersebut," ujarnya.
Meski demikian, pihaknya mendukung proses penyelidikan yang dilakukan oleh pihak Polda Jateng. Saat ini keenam petugas Gakkum Sat Lantas masih berada di Polresta Jogja.
Kami akan mendukung segala penyelidikan dan mungkin penyidikan yang dilakukan Polda Jateng," pungkasnya.
Sementara itu saat ini, Tutik Wiyanti yang merupakan korban tabrakan hanya berharap kasus yang menimpa dirinya bisa diurai dan diusut tuntas. Ia sepenuhnya menyerahkan penanganan kepada pihak berwenang dalam hal ini Polresta Yogyakarta. (Raya Sanjiwani)
0 Comment