post image

Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) Optimis Bisnis Katering Meningkat Seiring Kenaikan Wisatawan Akhir Tahun

  • Administrator
  • 14 Nov 2023
  • Kuliner

Caption foto: Ketua DPD PPJI DIY,
Hj Sri Wahyuni Dewi,SE MM

(Yogyakarta DIY) Kenaikan jumlah wisatawan setiap menjelang tahun baru berdampak bagi usaha jasaboga di Yogyakarta. Ketua Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) Sri Wahyuni Dewi pun optimis bisnis dan usaha di bidang jasaboga seperti katering akan mengalami peningkatan signifikan.

Namun tantangan yang dihadapi para pengusaha jasaboga diantaranya naiknya harga-harga kebutuhan pokok. Harga deretan bahan pangan di Yogyakarta akhir-akhir ini mengalami lonjakan yang cukup signifikan.

Kenaikan pun tidak sebatas dialami kebutuhan pokok seperti beras, gula pasir, telur atau cabai, tapi juga deretan sayur mayur.

Terang saja, para pengusaha katering di Kota Pelajar pun harus memutar otak supaya ongkos produksi dapat ditekan.

Ketua DPD Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) DIY, Sri Wahyuni Dewi, mengatakan kenaikan harga bahan pangan cukup merepotkan usaha yang ditekuninya.

"Tentu, kenaikan ini sangat mengganggu," ujarnya, seusai pelantikan Pengurus PPJI DIY Periode 2023-2028, di Yogyakarta, Selasa (14/11/2023).

Namun, dalam menyikapi fluktuatifnya banderol kebutuhan pokok tersebut, pihaknya tidak bisa serta-merta menaikkan harga jual.

Pasalnya, langkah itu jelas berpotensi mengurangi antusiasme konsumen, di tengah tingkat permintaan yang belum normal pasca pandemi.

"Belum senormal seperti sebelum Covid-19. Tapi, memang sudah jalan dan tetap kita syukuri. Ibaratnya, kegiatan wedding dan pariwisata sudah lebih baik dibanding semasa Covid-19," ujarnya.

Sehingga, daripada menaikkan harga jual, para pelaku usaha katering di Yogyakarta lebih memilih memakai siasat lain untuk mengatasinya.

"Belum senormal seperti sebelum Covid-19. Tapi, memang sudah jalan dan tetap kita syukuri. Ibaratnya, kegiatan wedding dan pariwisata sudah lebih baik dibanding semasa Covid-19," ujarnya.

Sehingga, daripada menaikkan harga jual, para pelaku usaha katering di Yogyakarta lebih memilih memakai siasat lain untuk mengatasinya.

Alhasil, sejak fenomena fluktuasi terjadi, pihaknya mulai 'menabung' selisih banderol pangan yang ada di harga terendah dengan harga tertingginya.

"Misal, saat cabai dan bawang merah di harga rendah, selisihnya dari harga tertinggi kita tabung, kita simpan untuk tambahan saat harga naik," urainya.

"Jadi, ketika sewaktu-waktu harganya naik tinggi, itu kita  tetap balance dan tidak mengganggu harga jualnya ke konsumen," imbuh Dewi.

Alhasil, sejak fenomena fluktuasi terjadi, pihaknya mulai 'menabung' selisih banderol pangan yang ada di harga terendah dengan harga tertingginya.

"Misal, saat cabai dan bawang merah di harga rendah, selisihnya dari harga tertinggi kita tabung, kita simpan untuk tambahan saat harga naik," urainya.

"Jadi, ketika sewaktu-waktu harganya naik tinggi, itu kita  tetap balance dan tidak mengganggu harga jualnya ke konsumen," imbuh Dewi.

Alhasil, ia pun menyebut, lonjakan bahan pangan ini menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi jajaran PPJI DIY yang baru dilantik.

Dengan harapan, 300 penyelenggara jasaboga di Yogyakarta yang terdaftar sebagai anggotanya bisa senantiasa eksis dan berkembang.

"Tugas berat memang, tapi ini amanat dari anggota. Insyaallah kami bisa menghadapi tantangan di tahun-tahun mendatang," urainya. 

Sebagai informasi, berdasar data Dinas Perdagangan Kota Yogya per Selasa (14/11/2023), banderol beras termurah kini berada di angka Rp10.800/kg.

Sementara, beras medium bertahan di harga Rp11.933/kg dan Rp14.000/kg untuk beras premium, atau dengan kualitas terbaik.

Kemudian, harga cabai rawit merah terpantau tak kunjung turun dan masih stabil tinggi di angka Rp75.000/kg, lalu cabai merah keriting Rp65.000/kg dan cabai merah besar Rp55.000/kg (Raya Sanjiwani)

0 Comment