post image

World Cup U-20 Batal, PHRI DIY Sebut Hotel Kehilangan Pemasukan Mencapai 300 Milyar Rupiah

  • Administrator
  • 03 Apr 2023
  • News

Suasana hotel di kota Yogyakarta, Minggu (2/4)

(Yogyakarta DIY) Dampak dibatalkannya ajang Piala Dunia U20 di Indonesia membuat PHRI DIY meradang. Pasalnya, sebanyak 8 hotel bintang 3 dan 5 yang ada di Yogyakarta harus kehilangan pesanan kamar para suporter bola dari negara peserta PILDUN U 20.

Keputusan FIFA membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah World Cup U-20 tentu menjadi tamparan sangat keras bagi semua pihak. Tak terkecuali bagi para pelaku perhotelan dan penyedia jasa akomodasi di DI Yogyakarta yang harus merelakan potensi pundi-pundi dari gelaran Piala Dunia level usia tersebut.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DI Yogyakarta, Deddy Pranowo Eryono, berujar, dampak pembatalan World Cup U-20 di Indonesia ini sangat dirasakan deretan anggotanya. Bukan tanpa sebab, selaras rencana Stadion Manahan Solo bakal jadi salah satu venue pertandingan, sehingga Yogya otomatis menjadi jujugan para suporternya.

"Suporter dari beberapa negara sudah reservasi hotel-hotel, di Yogya. Tapi, setelah pengumuman resmi dari FIFA dan Piala Dunia batal di Indonesia, reservasinya di-cancel," ungkap Deddy, Minggu (2/3/23).

Dijelaskan, terdapat 8 hotel dari bintang tiga hingga lima yang tercatat menerima reservasi dari pendukung beberapa negada peserta World Cup U-20. Bahkan, sejumlah tamu merencanakan kehadiran jauh sebelum sepak mula tanggal 20 Mei 2023, dengan harapan bisa bertamasya menikmati Yogya dahulu.

"Negaranya macem-macem, khususnya dari Eropa, ya, termasuk Israel. Kalau potensi pendapatan yang hilang, tentu miliaran rupiah. Tinggal dikalikan saja, 8 hotel, loh, yang terdampak itu," tandasnya.

"Tapi, dengan pembatalan ini, menjadikan kita gigit jari. Karena mereka reservasinya sebelum mulai Piala Dunia, sampai penyisihan, meskipun negara mereka belum tentu main di Solo," tambah Deddy.

Ia menyebut, para wisatawan banyak yang memilih singgah di Yogya, karena pilihan destinasi yang lebih lengkap dibandingkan daerah lain di sekitarnya. Lalu, jarak antara Yogya dan Solo yang cenderung sangat dekat dan dapat diakses dengan transportasi publik mumpuni, membuat supoerter pun tergiur.

Di samping itu, beberapa hotel berbintang di Solo memang lebih diprioritaskan bagi para peserta World Cup U-20, mulai dari pemain, maupun official. Alhasil, kapasitas yang tersedia kemungkinan tak memadahi untuk menampung ribuan suporter fanatik.

"Makanya, luber ke Yogya. Sama seperti Muktamar Muhammadiyah kemarin. Evennya di Solo, tapi banyak peserta dan penggembira yang menginap di Yogya karena tidak kebagian hotel," ungkapnya.

Lebih lanjut, melalui insiden tersebut, Deddy mendorong semua pihak untuk belajar menahan diri, sekaligus menjaga keberlangsungan gelaran akbar level internasional yang bergulir di tanah air. Sebab, kegiatan semacam itu memiliki dampak positif bagi semua kalangan, termasuk para penyedia jasa pariwisata.

"Mulitplier effect dari pembatalannya pun tidak hanya di sektor olahraga, tapi dunia pariwisata juga. Event ini sebetulnya bisa menjadi promosi bagi Indonesia dan Yogyakarta pada khususnya," cetusnya. (Raya Sanjiwani) 

0 Comment