Yogyakarta Angkat Potensi Wisata Hidden Gems Lewat Pentas Kawasan di Nol Kilometer
(Yogyakarta, DIY)- Yogyakarta terus berinovasi dalam mempromosikan destinasi wisata yang belum banyak dikenal masyarakat luas. Melalui event tahunan Pentas Kawasan, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta memperkenalkan potensi wisata hidden gems di berbagai wilayah, termasuk seni, budaya, kuliner, kerajinan, dan fesyen lokal. Tahun ini, fokus acara berada di kawasan Gedongkiwo dan Batangpuluhan, dengan menampilkan berbagai aktivitas kreatif dan interaktif, seperti belajar membatik secara gratis.
Husni Eko Prabowo, Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, menyampaikan bahwa tujuan utama dari acara ini adalah memperkenalkan destinasi wisata baru yang layak dikunjungi, namun belum mendapatkan sorotan luas. “Kami ingin mengangkat potensi destinasi yang belum dikenal masyarakat, tetapi memiliki daya tarik kuat. Kali ini, kami memilih Batangpuluhan, menampilkan kekayaan budaya di panggung hiburan di pusat kota,” jelasnya.
Acara yang digelar di titik Nol Kilometer Malioboro pada Jumat, 20 September 2024, pukul 18.30 WIB ini diharapkan dapat menarik perhatian wisatawan yang sedang berada di Yogyakarta. “Selain hiburan seni, kami juga mempromosikan kegiatan wisata edukatif seperti belajar membatik. Wisatawan yang tertarik bisa mengikuti kelas batik secara gratis, yang diadakan oleh komunitas di Gedongkiwo dan Batangpuluhan,” tambah Husni.
Tak hanya fokus pada hiburan dan seni, acara ini juga menjadi ajang promosi paket wisata yang sudah dirancang oleh Kampung Wisata di sekitar Yogyakarta. “Kami ingin menyampaikan kepada khalayak bahwa Yogyakarta ini bukan hanya Malioboro atau Keraton. Banyak sekali destinasi menarik lainnya yang layak dikunjungi,” kata Husni.
Kampanye promosi wisata ini terbukti efektif. Pada September 2024, Yogyakarta berhasil menarik 7,2 juta wisatawan, melebihi target awal tahun. Menurut Husni, daya tarik Yogyakarta tidak hanya terletak pada keindahan alam, tetapi juga pada keramahtamahan warganya. “Warga lokal harus menjadi pelaku wisata, bukan hanya penonton. Jika wisatawan merasa disambut dengan baik, dampak ekonomi positif akan dirasakan langsung oleh masyarakat,” ujarnya.
Dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, tingkat hunian hotel dan pergerakan ekonomi di Yogyakarta pun turut naik. Event Pentas Kawasan ini menjadi bukti bahwa promosi yang melibatkan kekayaan budaya lokal dapat meningkatkan daya tarik wisata, memperkenalkan potensi baru, sekaligus memberi dampak positif bagi perekonomian warga.
Yogyakarta, dengan segala pesonanya, terus menjadi destinasi yang diminati wisatawan dari berbagai daerah dan negara. (Raya Sanjiwani)
0 Comment